Mekanik balap papan atas, banyak yang menggunakan aki spesial, agar performa sistem injeksi tidak drop selama lomba.
Akhir-akhir ini malah sering terlihat tim besar yang kembali pakai aki standar. Ada apa?
“Sebenarnya tergantung pakai ECU apa. Ada ECU yang boros setrum ada juga yang irit. Untuk Honda Sonic 150, saya pakai ECU Vortex yang irit setrum. Makanya, masih bisa pakai aki standar. Itu kembali lagi ke pilihan tim,” ucap Ade Rahmat, Mekanik Astra Motor Racing Team (ART) Sulsel.
Ade menambahkan, kekurangan ECU Vortex yang bikinan Australia ini, harganya mahal. Beda dengan ECU lain seperti aRacer yang dibanderol lebih murah.
(BACA JUGA: Modifikasi Total Yamaha Scorpio Jadi Motor Klasik ala Royal Enfield)
Namun, aRacer diklaim para mekanik agak boros setrum.
Makanya, harus investasi lagi untuk beli aki spesial, yang harganya juga tidak murah.
“Vortex memang mahal. ECU saja bisa Rp 9 juta, kabelnya Rp 2 jutaan ditambah lagi software sekitar Rp 5 juta. Kalau aRacer cuma Rp 7 jutaan sudah lengkap. Tapi, harus beli aki lagi yang enggak murah juga. Seperti aki Shorai berikut charger dan aki cadangan sudah hampir Rp 9 juta. Jadi, total harganya hampir sama. Kembali lagi ke pilihan mekanik dan timnya,” tambah Ade.
ECU yang murah dan irit baterai ada buatan BRT-Bintang Racing Team.
Menurut beberapa mekanik performa ECU BRT masih belum stabil.