Motor Plus-online.com - Klep mayoritas kebanyakan memakai pegas berbentuk spiral sebagai pembalik ke posisi semula. Pada motor, kekuatan klep berbeda-beda tergantung konstruksi mesin, kapasitas silinder, tenaga yang dihasilkan dan masih banyak lagi.
Nah, bagaimana dengan kebutuhan kompetisi. Kebutuhan kompetisi mengharuskan per klep lebih keras dari bawaan motor.
Hal ini terkait putaran mesin yang semakin tinggi agar mencegah klep menjadi floating atau mengambang dan telat menutup. Bila kondisi ini terjadi bukan tidak mungkin tabrakan antara piston dengan klep akan terjadi.
"Walau dituntut lebih keras namun per klep harus memiliki ketahanan terhadap tekanan dan panas mesin" ucap Rachmawan dari JTF Junior di Tambun, Bekasi.
Doi yang jago korek motor pun membeberkan bagaimana memilih per klep yang baik. Sebaiknya bila motor bisa saling subtitusi akan jauh lebih baik.
Sebagai contoh, per klep mio yang di rangkap dengan per klep kecil kepunyaan Honda Grand. Pemilihan ini dikarenakan kualitas per klep bawaan motor lebih baik secara kualitas karena sudah diuji sebelumnya oleh pabrikan.
Bila tidak ada, pastikan per klep pengganti tahan terhadap tekanan maksimal dan tahan terhadap panas.
"kalau aku si test nya per klep di jepit ragum sampai mentok maksimal dan didiamkan selama beberapa jam. Bila berkurang jauh dari ukuran sli, per klep tersebut kurang bagus" tambahnya.
kondisi tersebut setidaknya mewakili mesin bila per klep tersebut di paksa untuk berkitir lebh dari 12.000 rpm.
Cek juga kerenggangan antar ulirnya.
Ulir yang terlalu rapat juga tidak bagus karena ulir klep akan cepat mentok sehingga jarak main klep akan terbatas.
Jadi lift klep tidak bisa di set jauh sob.