MOTOR Plus-online.com - Kinerja perfoma mesin sangat tergantung dari kesempurnaan proses pembakaran dalam silinder.
proses itu enggak akan berhasih bila tidak ditunjang bunga api busi yang sesuai.
Apakah jarak loncatannya mampu membakar semua aliran gas bakar dari karburator yang sistem dan waktunya sudah diatur CDI dan koil.
Nah, untuk mengetahui kemampuan mesin dipengaruhi loncatan api busi tadi, MOTOR Plus melakukan tes perfoma mesin dengan cara mengatur celah atau gap busi di motor standar.
(Baca juga: Semakin Keren Pasang Flat Visor di Helm Half Face, Serasa Pakai Helm Balap!)
Mulai dari posisi gap sangat rapat, standar hingga yang paling renggang sekalipun.
Dari hasil tes dapat disimpulkan untuk gap jarak busi sangat rapat dari ukuran standar atau lebih dekat ke elektroda, yang terjadi mesin agak sulit dihidupkan pastinya.
Kalaupun bisa hidup, akselarasi sering tersendat-sendat. Bahkan di rpm idel, tak jarang mesin mati mendadak.
Sebaliknya bila gap busi dibikin sangat renggang atau di atas 0,7 mm performa mesin memang sedikit lebih enak atau ringan dibanding gap busi standar.
(Baca juga: Fakta Kisah Mistis Marco Simoncelli dan Sirkuit Sepang, Curhatan Langsung Ayah Marco!)
Idelnya normal, namun pada saat mesin diajak bergasing tinggi, dari bagian dalam silinder terdengar suara gemericik mirip knocking tapi halus.
Artinya, gap busi standar adalah yang ideal.
Mesin mudah nyala, performa tetap optimal dan tidak boros bensin.
Dan hasil tes ini bisa jadi acuan pemilik motor dalam menentukan gap busi agar lebih memperhatian kondisi mesin, sehingga pencemaran udara bisa diminimalisasi.