MOTOR Plus-online.com - Setiap motor pastinya mempunyai toleransi piston pada saat di TMA (Titik Mati Atas).
Hal ini dimaksudkan agar piston tidak menabrak silinder head saat berada di TMA dan kompresi juga bisa disesuaikan.
Jarak piston dengan bibir blok sangat penting untuk diukur, ini terkait endurance mesin dan kemampuan durability kompnen piston.
Apabila terlalu rendah, piston akan rawan menabrak silinder head dan membuat motor cepat rusak.
(Baca juga: Peraturan Test MotoGP 2018, Pabrikan Jepang Merasa Dirugikan)
Sedangkan bisa di setting terlalu jauh juga akan membuat lari motor tidak maksimal karena kompresi terlalu jauh berkurang.
untuk pabrikan, rata-rata mematok ukuran 0,8 mm saat posisi piston sudah di TMA.
Ini belum ditambah paking silinder head yang biasanya memiliki tebal 0,2-0,3 mm.
Sedangkan untuk kebutuhan kompetisi beda lagi bor.
(Baca juga: Kegunaan Hairdryer Bukan Hanya Untuk Ngeringin Rambut, Ternyata Bisa Juga Untuk Ini..)
Tenaga mesin yang harus keluar secara maksimal dituntut kompresi yang tinggi pula dengan oktan bahan bakar yang juga tinggi.
Maka dengan demikian, celah piston dengan bibir blok bisa di set lebih tinggi.
0,3-0,5 mm merupakan angka yang pas agar menghasilkan kompresi yang tinggi.
Bila ukuran ini diterapkan di motor standar, dikawatirkan mesin akan detonasi bila memakai bensin dengan oktan rendah.
Nah, maka jangan samakan kebutuhan kompetisi dengan harian ya bor.
Setiap motor sudah untuk peruntukannya masing-masing.