MOTOR Plus-online.com - Pernah lihat kode DOT di botol minyak rem?
DOT sendiri kepanjangan dari Department Of Transportaion, yang menerangkan perbedaan titik didih dari sebuah minyak rem.
Makin tinggi angkanya, makin tinggi titik didihnya. Misalnya DOT 3, minimal titik didihnya 205 derajat C, sementara DOT 4 230 derajat C dan DOT 5 lebih tinggi lagi yakni mencapai 260 derajat C.
Maka dari itu, untuk kendaraan dengan jenis matik atau di bawah 150 cc masih dianjurkan untuk menggunakan spek DOT 3.
(BACA JUGA: Anjay! Sekilas Sih Ojol Ini Biasa aja Sob, Tapi Begitu di Tegesin Alamak Woles Banget)
Di atas itu, baru bisa menggunakan spek DOT 4 atau lebih tinggi lagi, karena rem jadi bekerja lebih tinggi dan menghasilkan panas lebih tinggi juga.
Lalu bolehkah spesifikasi minyak rem diganti? Seperti dari yang seharusnya menggunakan DOT 3 menjadi DOT 4 atau sebaliknya dari DOT 4 menjadi 3?
"Akan lebih baik kalau tetap mengikuti standar pabrikannya. Jangan ditingkatkan, atau justru malah pakai yang lebih rendah spesifikasinya," terang Peter Dionisius, Manajer Promosi PT Autochem Industri, distributor produk Prestone di Indonesia.
"Kalau pakai spek yang lebih rendah, tentu bakal mempengaruhi kinerja rem menjadi kurang maksimal karena, minyak rem akan cepat menguap. Sementara kalau pakai spek yang terlalu tinggi, memang efeknya tidak instan, tapi bisa mengakibatkan sil menjadi cepat rusak dan mengakibatkan kebocoran, karena bahan sil tidak sesuai dengan spek minyak yang digunakan," lanjutnya.
(BACA JUGA: Gara - gara Kegendutan, 57 Polisi Dijemur Supaya Bisa Kejar Maling)
Dion juga menambahkan, ada baiknya minyak rem diganti tiap 10.000 km.
"Anjuran kami batas aman adalah 10.000 km harus ganti atau sudah melebihi batas aman. Kalau warna sudah berubah dan muncul buih, juga sudah harus diganti tidak perlu menunggu 10.000 km," tutupnya.
A post shared by MOTOR Plus ???????? (@tabloidmotorplus) on