MOTOR Plus-online.com - Sudah beberapa bulan belakangan bensin jenis premium mulai sulit didapatkan.
Masyarakat kurang mampu menjadi semakin berat beban hidupnya akibat langkanya premium.
Pemerintah mendengar keluhan masyarakat hampir semua SPBU dari Sabang-Merauke mengalami kelangkaan.
(BACA JUGA: Pengamat MotoGP: Insiden MotoGP Argentina Bikin Orang Tahu Siapa Marquez, Dia Telah Kerasukan)
Hal ini diungkap Arcanda Tahar, Wamen ESDM.
"Kita mencermati ada kelangkaan, ada kekurangan pasokan oleh Pertamina dan itu dicermati oleh BPH Migas, datanya valid," jelas Archandra kepada awak media di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Senin (9/4/2018).
Kendati begitu, Archandra tak mau mengatakan alasan pastinya kekurangan pasokan Premium tersebut dan menyerahkan sepenuhnya ke Pertamina.
"Untuk teknis, apa yang terjadi itu domain dari Pertamina untuk menjelaskan," sambungnya.
(BACA JUGA: Beres Libas Sukabumi, Jokowi Ketagihan Naik Motor dan Siapkan Agenda Turing Kedua)
"Namun demikian, kita termasuk BPH membenarkan apa yang terjadi itu karena kurang pasok di beberapa wilayah Indonesia dan kita sudah sesuai intruksi Bapak Presiden mengintruksikan kepada Pertamina untuk menjaga pasokan premimum di seluruh wilayah," sebutnya.
Archandra menambahkan, kekurangan pasokan Premium itu terjadi hampir di seluruh wilayah di Indonesia, mulai dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas ke Pulau Rote.
Namun demikian, Archandra enggan membeberkan wilayah pastinya yang mengalami kekurangan pasokan Premium tersebut.
"Kekurangannya tidak merata, tapi yang saya tahu itu ada dari Sabang sampai Merauke," ucap dia.
(BACA JUGA: Akhirnya Terungkap Identitas Pemuda Tanpa Baju yang Kejar Rombongan Turing Presiden Jokowi)
Sebelumnya diberitakan, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menemukan adanya kelangkaan BBM jenis Premium di sejumlah daerah di Indonesia.
Temuan BPH Migas mengungkapkan adanya kelangkaan Premium di Pekanbaru dan Riau serta menyusul di beberapa wilayah lainnya di Indonesia, termasuk wilayah Jamali.
Adapun penyelidikan yang sudah dilakukan di lapangan menyimpulkan bahwa kesulitan itu bukan disebabkan kelangkaan, melainkan karena ada sejumlah daerah mengurangi stok serta ada juga yang memilih menjual Pertalite ketimbang Premium.
(BACA JUGA: Bos Dorna Akui Kekacauan MotoGP Argentina Sejak Awal, Puncaknya Rossi Vs Marquez)
"Indikasi di lapangan ada dua situasi yang terjadi, pertama ada beberapa wilayah yang karena kekhawatiran tidak cukup sampai akhir tahun mereka berusaha mengurangi." jelas Hendri Achmad, Anggota Komite BPH Migas di kantornya, Rabu (7/3/2018)..
Kedua, dari SPBU sendiri karena margin premium lebih kecil dari Pertalite atau Pertamax," lanjut Hendri.