MOTOR Plus-online.com - Sebenarnya Honda dan Yamaha mengalami problem yang sama di sektro ECU baru keluaran Magneti Marelli, sejak musim 2016.
Kalau Ducati enggak ada masalah karena sejak terjun ke MotoGP sudah memakai ECU Magneti Marelli.
Tentu saja Yamaha dan Honda pusing tujuh keliling gara-gara masalah ini.
Honda Racing Corporation (HRC) jadi satu-satunya yang lakukan perubahan besar dalam dua tahun terakhir ini di MotoGP.
Berbarengan dengan pergantian regulasi ECU di 2016, Honda mengubah RC213V yang arah putaran crankshaft-nya ke depan menjadi ke belakang.
(BACA JUGA: Marc Marquez Malah Komentar Begini Tanggapi Pensiunnya Fernando Alonso)
Tujuannya untuk memperbaiki performa saat menikung dan mengurangi wheelie.
Seharusnya, dengan ECU baru dan mesin yang berubah total, Honda kesulitan dong.
Namun di 2017 HRC lakukan perubahan besar lagi.
Honda mengganti mesin lama yang disebut screamer dengan yang baru yang disebut big-bang.
Mesin baru ini diklaim bisa menambah grip dan punya teknologi kontrol traksi lebih modern dan lebih bagus.
(BACA JUGA: Valentino Rossi: Tak Perlu Ada Rombakan Besar-besaran Untuk Keluar Dari Masalah)
Penggantian dari screamer ke big bang ini mengubah semua unsur dari RC213V, seperti rasio gir, pengaturan suspensi, terutama juga pengaturan elektronik.
Semua itu bikin pembalap harus mengubah gaya balap mereka, ada poin positif dan negatif dalam pergantian ini.
"Kami semua sudah bekerja sangat keras untuk memahami berbagai hal, karena elektronik kami benar-benar masih jelek sejak di awal musim kemarin," kata kepala mekanik Marc Marquez, Santi Hernandez beberapa waktu lalu, dikutip dari Motorsportmagazine.com.