Find Us On Social Media :

Jangan Coba-coba, Mencampur Air Radiator Coolant, Kadarnya Turun dan Merusak

By Arseen, Senin, 1 Oktober 2018 | 09:53 WIB
Ilustrasi radiator coolant (Istimewa)
MOTOR Plus-online.com - Pada umumnya warna coolant baru yakni hijau terang dan merah terang.
 
Perubahan terjadi menjadi hijau gelap atau merah gelap. 
 
Radiator coolant bisa berubah warna setelah sebentaran dipakai? Ternyata memang bisa!  Lantas berbahayakah?

"Sangat bisa terjadi akibat kesalahan aplikasi," tutur Arief Hidayat, founder Wealthy automotive care saat Sales Technical Meeting di Jakbar, beberapa waktu lalu. 

Kondisi warna coolant berubah adalah sangat umum terjadi. Bisa terjadi pada radiator coolant merek apa saja.

 
(BACA JUGA: Di Matic Honda, Duit Rp 70 Ribu Bisa Redam Goyang Dombret di Buritan)

Sales force dan mekanik yang baik bisa menjelaskan ke konsumen, apa yang sebenarnya terjadi.

Deteksi pertama, apakah warna coolant yang dituang sama dengan coolant sebelumnya? 

Jika berbeda seperti coolant yang lama hijau lantas dituang coolant baru berwarna merah.

 
Maka warna pasti berubah. 

Kedua cari tahu berapa total air radiator yang bersikulasi di radiator dan water jacket di mesin. 
 
 
Sebutlah 11 liter, maka akan sangat kurang jika menuang coolant baru 1 galon atau 4 liter.  

Setelah mesin hidup kemudian dijalankan beberapa saat, warna coolant di radiator juga akan berubah lebih keruh.

Nah jika warna coolant berubah, apakah berbahaya? Menurut Arief yang alumni mesin Willesden College, Inggris,  perubahan bisa menurunkan performa coolant. 

"Misalnya radiator coolant yang baik kadar PH nya netral. Tetapi gara-gara tercampur cairan lain jadi asam atau basa," tambahnya. Sehingga menimbulkan korosif atau titik didih yang rendah.

Saran Arief, mintakan pergantian coolant yang menyeluruh. Sebaiknya pakai yang satu merek dengan warna sama.

Mayoritas coolant berwarna merah atau hijau (Billy)