MOTOR Plus-online.com - Radiator coolant (RC) diyakini lebih membantu proses pendinginan mesin dibanding dengan air biasa.
Bahkan beberapa APM (Agen Pemegang Merek) pun merekomendasikan penggunakaan RC dibanding air.
Sistem pendingin radiator, wajib dibantu oleh air yang bersirkulasi di dalam mesin sehingga menjaga mesin dalam temperatur ideal.
"Sebetulnya, menggunakan air biasa pun tidak masalah. Hanya saja harus dipilih yang benar-benar tidak mangandung mineral (alkali) dan asam," buka Antony Setiadi, pakar kimia lulusan Amerika.
"Air mengandung mineral akan menyebabkan radiator berkerak. Bila terlalu banyak mengandung asam, akan menyebabkan korosi. Nah, karena kualitas air tidak bisa dipastikan inilah makanya orang beralih ke RC," tambah Antony.
Parah! Pembalap Sekelas Valentino Rossi Bisa-bisanya Dipecundangin Pembalap Pengganti Alvaro Bautisa
Valentino Rossi Puji Kemenangan Vinales, Komentarnya Tapi Kok Aneh Ya?
Kandungan di RC itu sendiri adalah air murni, glycol dan anti-karat.
Glycol menjadi unsur terpenting di dalan RC karena fungsinya,
"Menaikan titik didih air, dan menurunkan titik beku air. Di daerah tropis seperti Indonesia, fungsinya lebih ke menaikkan titik didih. Karena kita tidak ada musim salju," tambah pria berkacamata ini.
Sampai berapakah kenaikan titik didih air di radiator? Itu tergantung berapa persen kandungan glycol di coolant itu sendiri.
Misal, kandungan glycol-nya 10 persen, maka titik didih air naik hingga 110 derajat celcius.
Jadi, fungsi coolant bukan untuk mendinginkan temperatur, tetapi memperpanjang titik didih air di dalam sistem pendinginan.
Selain itu, glycol juga mengandung bahan pelumas.
Karena air di dalam radiator kan juga melewati water pump dan part ini perlu pelumasan agar awet.