Nah, kalau dicocokkan dengan spek teknik Kawasaki Ninja H2 yang hanya mengusung rasio kompresi 8,5 : 1 berarti sudah cukup dong pakai bensin Premium hehehehe...
Sepertinya gak sesuai, masa motor seharga Rp 666 juta sampai 820 juta ini pakai bahan bakar murahan.
Baca Juga : Maling Aneh, Ada Motor Matic dan Sport Keluaran Baru di Parkiran, Malah Gasak Yamaha RX King
Trus kenapa pemilik motor Kawasaki Ninja H2 pakai Pertamax Turbo atau Pertamax Racing? Apakah gaya-gayaan aja?
Bukan begitu juga maksudnya, yuk ikuti penjelasan lengkapnya.
Dikutip dari press release Kawasaki H2, alasan mengapa perbandingan kompresi mesin H2 rendah katanya agar suhu mesinnya tidak cepat panas.
Kita tahu H2 menggunakan mesin dengan supercharger, yang saat aktif akan menambah temperatur mesin secara ekstrem.
Baca Juga : Waspada, Ini Beberapa Lokasi Razia Polisi Operasi Keselamatan 2019
Saat aktif, putaran impeller shaft atau pemutar puli supercharger-nya mencapai 130.000 rpm, bayangkan panas mesinnya!
Untuk itulah mesin H2 menerapkan banyak teknologi dari divisi Kawasaki Gas Turbine & Machinery Co., yang memproduksi mesin turbin pesawat.
Sebisa mungkin perbandingan kompresi mesinnya harus mencapai angka 8.5:1, agar tahan panas saat supercharger aktif.