MOTOR Plus-online.com - Siapa yang tak kenal sama managing director Yamaha Racing, Liv Jarvis.
Dia adalah sosok di balik negosiasi kontrak pembalap dan tim Yamaha pabrikan dan satelit.
Uniknya dari serentetan perubahan yang terjadi di kubu Yamaha, tidak sekaipun yang mengganggu gugat posisi strategi Lin Jarvis.
Padahal, keputusan dari Lin Jarvis bisa mempengaruhi karier seseorang, termasuk pembalap.
Seperti yang terjadi kepada Johann Zarco, musim lalu dirinya ditolak Yamaha soal urusan perpanjangan kontrak setelah tim satelit Tech3 tidak memperpanjang kontrak dengan Yamaha.
Baca Juga: Bikin Bingung, Tanggapan Pembalap Ini Transfer Bautista Redding di WSBK 2020
Baca Juga: Gimana Gak Heboh? Bos Ducati MotoGP Ngamuk, Insinyur ECU-nya Dibajak
Tech3 lebih memilih menerima pinangan KTM untuk menjadi tim satelit di MotoGP musim.
Sementara itu, Johann Zarco awalnya ingin bertahan dengan Yamaha, meski jadi pembalap satelit Yamaha lagi.
Namun, pihak manajemen Johann Zarco saat itu bersikeras bila Johann Zarco tetap di Yamaha dengan syarat status motornya naik setara dengan spesifikasi motor pabrikan.
Permintaan Johann Zarco soal spek motor Yamaha M1 ditolak hingga Johann Zarco pun memilih jadi pembalap tim pabrikan KTM.
Kini, Johann Zarco merasasakan kesulitan mendapatkan setting terbaik dari motor KTM RC16 andalannya.
Baca Juga: Heboh! Akhirnya Tim Yamaha Pabrikan Bajak Jagonya ECU, Motor MotoGP Yamaha M1 Bakal Kompetitif