MOTOR Plus-Online.com - Tren penggunaan aerodinamika di MotoGP mulai berkembang pada tahun 2016.
Saat itu Ducati menjadi yang pertama menggunakan aerodinamika kala menggunakan winglet pada bodi depan, masalah utamanya karena Ducati membutuhkan downforce pada motornya.
Agar motor bikinan Bologna, Italia itu bisa berbelok dengan baik, meski memiliki kecepatan tinggi.
Tren tersebut diikuti banyak pabrikan yang menggunakan sayap depan, hingga kini sudah sampai ke sayap belakang.
Pada bagian buntut motor MotoGP, kini juga dipasangkan perangkat aerodinamika dengan berntuk seperti tanduk, sayap, sampai mirip spoiler belakang mobil balap.
Hanya saja untuk aerodinamika di buntut motor justru bukan dimulai oleh Ducati tetapi dari Aprilia saat balapan MotoGP Italia 2021 di Mugello, Italia.
Efeknya tidak terasa di Aprilia RS-GP, tetapi menjadi inspirasi untuk Ducati untuk mengembangkan aerodinamika di buntut.
Ducati mengembangkan aerodinamika di bagian belakang pada tahun 2022 dengan bentuk seperti tanduk Stegosaurus, sedikit miring, sehingga alira udara tetap didapatkan meski saat trek lurus dan saat menikung.
Bentuk mirip ditiru Honda RC213V sejak akhir tahun lalu dan di awal tahun ini, meski efeknya belum terasa.