Find Us On Social Media :

Cara Pabrik Knalpot Motor di Jepang Biar Aman Razia, Bisa Ditiru Indonesia

By Reyhan Firdaus, Rabu, 31 Januari 2024 | 15:07 WIB
Knalpot Yoshimura untuk Honda PCX 160 (yoshimura-jp)

Saat kondisi diam atau idlet, mesin dinyalakan untuk dicek suara knalpotnya melalui dB meter.

Baca Juga: Pakai Knalpot Brong Banyak Ruginya, Semuanya Bikin Kantong Jebol

Alat dB meter dipasang dengan sudut 45 derajat, dan 50 cm dari arah silencer knalpot.

Sedangkan saat tes akselerasi, diukur suara sewaktu motor digeber 1/2 dari kecepatan maksimalnya.

Misalnya motor 125 - 250 cc, maksimum suara knalpot saat kondisi diam adalah 94 dB.

Ketika saat tes akselerasi, suara maksimalnya adalah 82 dB biar lolos uji JMCA.

Selain suara, JMCA juga mengetes emisi karbon monoksida (CO), hidrokarbon (HC) serta nitrogen oksida (NOx).

Tes suara knalpot racing di Jepang dilakukan oleh JMCA (jmca.gr.jp)

Jika lolos, pabrikan knalpot bisa pasang logo JMCA untuk informasi produknya legal dijual dan dipakai.

Soalnya dengan ada logo JMCA, polisi di Jepang tidak bisa menahan motor dengan alasan suara knalpot.

Sekilas, tes JMCA mirip SNI atau Standar Nasional Indonesia, yang wajib buat helm sampai ban motor di Indonesia.

Wah, menarik nih jika ada tes seperti JMCA, bisa diberlakukan di Indonesia.

Pabrikan knalpot bisa bebas menjual, asalkan produknya harus lolos standar suara dan emisi.