Find Us On Social Media :

Ramai Jalan Cor Diterobos Honda Scoopy, Warga Desa Ini Malah Patungan Cor Jalan Rusak Rp 166 Juta

By Uje, Kamis, 4 Juli 2024 | 14:05 WIB
Ramai Jalan Cor Diterobos Honda Scoopy, Warga Desa Ini Malah Patungan Cor Jalan Rusak Rp 166 Juta (Dok Pribadi Warga)


MOTOR Plus - online.com Ramai jalan cor diterobos Honda Scoopy di Bandung, warga desa ini malah patungan cor jalan rusak Rp 166 juta.

Sebelumnya diberitakan jalan cor yang belum kering diterobos warga di Bandung.

Padahal anggaran untuk memperbaiki jalan mencapai Rp 60 Miliar.

Kasus yang berbeda malah satu desa di Pekalongan harus patungan untuk cor jalan.

Karena di daerah tersebut jalan sudah terlalu rusak dan berbahaya untuk dilintasi.

Warga patungan sampai Rp 166 juta untuk memperbaiki jalan.

Kejadian ini awalnya diunggah oleh akun Instagram @pekalonganinfo pada Senin (24/6/24).

Dalam video yang sudah ditonton 146 ribu kali itu, tampak sebuah truk molen mengeluarkan semen dan memuntahkannya di atas jalan.

Baca Juga: Alasan Pemotor Honda Scoopy Terobos Jalan Dicor di Bandung Barat Padahal Ada Penghalang

Lalu beberapa pria diduga warga sekitar tampak meratakan semen tersebut di atas jalan.

Setelah ditelusuri, video itu berlokasi di RT 002 RW 008, Dukuh Mekaragung, Desa Kebonagung, Kajen, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.

Jalan ini sudah rusak parah dan belum mendapat perbaikan dari pemerintah.

Warga akhirnya berinisiatif mengumpulkan dana sendiri untuk memperbaiki jalan tersebut.

Total dana yang berhasil dikumpulkan mencapai Rp 166 juta.

Mereka menggunakan dana tersebut untuk melakukan pengecoran jalan.

Perbaikan jalan ini dilakukan secara swadaya oleh masyarakat setempat.

Uang ratusan juta tersebut murni dari hasil patungan warga karena jalan tersebut tidak kunjung diperbaiki pemerintah desa.

"Masyarakat kecewa dan warga sepakat untuk memperbaiki jalan dengan sistem swadaya karena warga merasa kurang diperhatikan dalam pembangunan," kata B melansir Kompas.com (grup suryamalang), Senin (24/06/24).

Adapun, pengecoran jalan ini dilakukan mulai 22 Juni hingga 14 Juli 2024 mendatang.

Jalan-pun otomatis ditutup warga selama kurang lebih tiga minggu.

B juga mengatakan warga sempat mogok tidak mau membayar ketika legenonan yakni tradisi sedekah bumi yang dilakukan oleh warga Pekalongan.

"Kemarin pas ada legenonan, warga sepakat tidak mau bayar iuran," kata B.

"Kami kompak sedukuh enggak mau bayar karena ada kebutuhan lebih penting daripada urusan ruwat bumi", lanjut B.

Sementara itu, warga lainnya, Anto mengatakan warga ikhlas untuk patungan perbaikan jalan ini.

Menurut Anto, jalan merupakan hal penting karena menyangkut mobilitas warga.

"Jalan itu kan penting. Sangat membantu dalam tumbuh kembang perekenomian tapi kami tidak diperhatikan, makanya kami sepakat untuk melakukan aksi swadaya pengecoran jalan," kata Anto

Aksi warga ini menarik perhatian netizen dan menjadi perbincangan di media sosial.

Banyak yang mempertanyakan penggunaan anggaran Rp 1 miliar yang seharusnya dialokasikan untuk perbaikan jalan.

Pihak pemerintah desa dan kecamatan memberikan klarifikasi mengenai anggaran tersebut.

Menurut mereka, anggaran yang ada sudah digunakan untuk berbagai keperluan infrastruktur lainnya.

Kepala Urusan Kesejahteraan Masyarakat (Kaur Kesra) Desa Kebonagung, Kajen, Kabupaten Pekalongan, Sutarjo mengatakan jalan yang dicor warga masih milik pribadi yaitu Hamzah warga Kota Pekalongan.

Hal inilah yang membuat Pemerintah Desa (Pemdes) tidak bisa melakukan pengaspalan dari dana desa.

Sutarjo tidak memungkiri jalan tersebut akses vital warga perumahan.

Namun, Pemdes sudah beberapa kali membantu melakukan pengaspalan jalan di area menuju perumahan yang tanahnya milik pengembang.

"Di area tersebut memang ada perumahan. Pernah Pemdes melakukan pengaspalan karena pihak pengembang sudah tidak ada lagi dimana posisinya," tutur Sutarjo.

"Jadi, karena perumahan masuk desa kami jalan dari jembatan ke arah timur kami aspal," jelas Sutarjo.


Sutarjo menambahkan jalan dari Jembatan di Dukuh Mekaragung ke arah timur milik pengembang sedangkan jembatan ke selatan yang dicor warga merupakan milik pribadi.

"Kita bukan mengabaikan, tapi memang jalan yang dicor sekali lagi tidak bisa memakai dana desa untuk perbaikan," terang Sutarjo.

Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Penyebab Warga Patungan Rp 166 Juta Demi Cor Jalan Viral, Pertanyakan Anggaran Rp 1 Miliar Per Tahun