Find Us On Social Media :

Bukti Jorge Martin Sulit Terima Tekanan Juara Dunia, Sudah Tiga Kali Jatuh Saat Pimpin Balapan MotoGP Sejak Musim Lalu

By Uje, Rabu, 10 Juli 2024 | 21:17 WIB
Bukti Jorge Martin sulit terima tekanan juara dunia di MotoGP karena lagi-lagi jatuh saat pimpin balapan. (Motorsport)


MOTOR Plus - online.com Bukti Jorge Martin sulit terima tekanan juara dunia di MotoGP karena lagi-lagi jatuh saat pimpin balapan.

Tercatat Jorge Martin tiga kali jatuh saat pimpin balapan MotoGP sejak musim lalu.

Baik di musim 2023 dan musim 2024 Jorge Martin jatuh saat pimpin balapan MotoGP berefek posisinya yang digeser dari puncak klasemen.

Yang pertama jelas saat ia jatuh di MotoGP Indonesia 2023 yang digelar di Sirkuit Mandalika.

Saat itu persaingan Jorge Martin dan Pecco Bangaia lagi panas-panasnya karena poin keduanya hanya terpaut 3 poin.

Tapi Jorge Martin yang sudah memenangkan sesi sprint race, malah jatuh saat pimpin balapan di MotoGP Indonesia.

Jorge Martin crash saat pimpin balapan MotoGP Indonesia padahal sudah di depan cukup jauh.

Efeknya di akhir musim Jorge Martin kalah dalam perebutan juara dunia musim 2023 lawan Pecco Bagnaia.

Baca Juga: Alasan Franco Morbidelli Senggolan dengan Marc Marquez Sampai Windshieldnya Patah dan Airbag Mengembang

Crash Jorge Martin di Mandlika tahun lalu juga bikin ia gagal juara dunia (MotoGP)

Musim 2024 tercatat, Jorge Martin sudah crash dua kali saat pimpin balapan.

Yang pertama saat ia memimpin balapan di MotoGP Spanyol yang digelar di Sirkuit Jerez.

Padahal sebelum Jorge Martin jatuh, jarak antara Martin dan Pecco saat itu mencapai 30 poin.

Saat itu juga Pecco ada di posisi lima klasemen pembalap.

Lalu yang paling fatal jelas saat Jorge Martin crash hanya dua lap sebelum balapan berakhir di MotoGP Jerman.

Karena kecelakaan itu, Pecco yang sebelum MotoGP Jerman tertinggal 10 poin malah berbalik unggul 10 poin usai perhelatan MotoGP Jerman.

Makanya mentalitas Jorge Martin dalam pertarungan gelar juara dunia dipertanyakan karena sudah dua kali crash saat pimpin balapan.

Kalau begini caranya keputusan Ducati lebih memilih Marc Marquez untuk musim depan di tim pabrikan jadi lebih masuk akal.