Find Us On Social Media :

Kata Ahli Pertamax Green dengan Bioetanol Pengganti Bensin Pertalite, Rendah Emisi Tapi Lebih Boros

By Ardhana Adwitiya, Kamis, 11 Juli 2024 | 17:00 WIB
Pertamax Green 95 dengan bioetanol dijual di SPBU Pertamina. (KOMPAS.COM/TIGABA ARTHA ULY)

MOTOR Plus-online.com - Tak hanya pembatasan bahan bakar minyak (BBM) subsidi, pemerintah akan mengganti bensin dengan bioetanol.

Bioetanol seperti pada Pertamax Green akan jadi pengganti bensin Pertalite di masa depan, ahli bilang lebih rendah emisi tapi boros.

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mendorong pengembangan bioetanol sebagai bahan bakar pengganti BBM yang berbasis fosil.

Hal itu dikatakan Luhut saat membahas defisit APBN 2024 yang diperkirakan bakal lebih besar dari target yang telah ditetapkan.

Adapun bioetanol merupakan jenis bahan bakar yang dihasilkan dari proses ferementasi bahan-bahan organik, terutama tumbuhan dengan kandungan karbohidrat tinggi.

"Kita kan sekarang berencana mau mendorong segera bioetanol masuk menggantikan bensin, supaya polusi udara ini juga bisa dikurangi cepat," kata Luhut.

Dia bilang kandungan sulfur dari bensin bisa mencapai 500 ppm, sementara bioetanol jauh lebih rendah kandungan sulfurnya bisa hanya mencapai 50 ppm.

Baca Juga: Serius Harga Pertalite Naik Beli BBM Subsidi Dibatasi Mulai 17 Agustus 2024?

Kondisi sulfur yang tinggi tentu akan mempengaruhi kualitas udara dan berdampak pada kesehatan manusia.

Maka dengan pengembangan bioetanol diyakini bisa menekan jumlah penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Pada akhirnya, bakal menghemat anggaran negara untuk penyakit pernapasan hingga Rp 38 triliun.

"Kita hitung di situ, kalau itu terjadi sulfur tadi dikurangin, itu akan mengurangi orang yang sakit ISPA," ungkapnya. 

"Dan itu juga (berdampak) kepada kesehatan (menghemat) sampai 38 triliun ekstra pembayaran BPJS," sambungnya.

Menurut Luhut, saat ini pengembangan bioetanol sedang dilakukan Pertamina, yang diharapkan berjalan dengan baik sehingga bisa segera diterapkan.

"Ini sekarang lagi proses dikerjakan Pertamina," lanjut dia.

"Nah, kalau ini semua berjalan dengan baik, kita bisa mengemat lagi (anggaran negara)," kata Luhut.

Baca Juga: Warga Labuan Bajo Menjerit Harga Pertalite Melonjak Dijual Rp 35 Ribu Per Liter

Saat ini Pertamina punya satu jenis bensin dengan campuran bioetanol, yaitu Pertamax Green 95.

Dilansir dari website resmi Pertamina, Pertamax Green 95 adalah bahan bakar nabati untuk kendaraan bensin pertama di Indonesia yang menggunakan formulasi campuran bensin ditambah bioetanol 5 persen dari molase tebu.

Beredar juga isu jenis bensin baru pengganti Pertalite, bernama Pertamax Green 92.

Konsepnya sama seperti Pertamax 92 tapi ada campuran bioenergy Etanol.

Bensin Pertalite yang memiliki RON 90 dicampur bioetanol sebesar 7 persen (E7) sehingga nilai oktannya meningkat sampai 96 persen.

Sejatinya bensin dengan angka oktan atau RON tinggi bagus buat kendaraan, namun ada pengecualian dengan bioetanol.

"Bensin oktan rendah seperti Pertalite memiliki nilai kalor lebih rendah dari Pertamax," kata Muhammad Fuad, Peneliti Balai Pengujian Minyak dan gas Bumi LEMIGAS.

"Di kilang minyak, Pertamax itu dibuat dari upgrade Pertalite, umumnya dengan cara proses penambahan gas hidrogen," sambungnya saat dihubungi MOTOR Plus-online, Minggu (24/3/2024).

Baca Juga: Beli Bensin Pertalite Bakal Dibatasi 17 Agustus, Erick Thohir Jawab Begini

"Efek penambahan gas hidrogen ini, selain meningkatkan angka oktan, juga membuat nilai kalor Pertamax lebih tinggi atau rasio H/C lebih tinggi," lanjutnya.

"Tapi tidak semua bensin dengan angka oktan tinggi nilai kalornya juga tinggi," tambah Fuad.

"Bensin yang mengandung Etanol, oktannya tambah tinggi tapi nilai kalornya turun," sambungnya.

"Makanya bensin campur Etanol walaupun oktannya tinggi, biasanya sedikit lebih boros BBM," lanjut peneliti LEMIGAS itu.

"Tapi ada nilai plus yaitu emisinya lebih rendah sehingga ramah lingkungan," tambahnya.

Meski lebih boros, Fuad memastikan kalau penurunan konsumsi BBM kendaraan tidak signifikan.

"Yang namanya Pertamax Green 92 nanti pakai Etanol, lebih boros sedikit dari Pertamax sebelumnya yang enggak pakai Etanol," lanjut lagi Fuad.

"Energi Etanol 30% lebih sedikit dari bensin biasa, tapi karena yang dipakai baru 5% jadi borosnya tidak signifikan," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Luhut Ungkap Rencana Pembatasan Pembelian BBM Subsidi mulai 17 Agustus 2024"