Find Us On Social Media :

Salut, Mantan Debt Collector Ini Hijrah dan Bangun Panti Asuhan di Yogyakarta

By Ardhana Adwitiya, Minggu, 4 Agustus 2024 | 18:45 WIB
Priyanggono mantan preman dan debt collector yang hijrah dan buka panti asuhan di Ngemplak, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. (TribunJogja.com)

MOTOR Plus-online.com - Penagih hutang atau debt collector selalu mendapat kesan negatif di tengah masyarakat.

Khususnya debt collector leasing yang suka tarik motor secara paksa di jalan.

Namun siapa sangka, seorang debt collector bisa hijrah hingga membuka panti asuhan.

Ia adalah Priyanggono, pria yang bangun Panti Asuhan Darul Qolbi di Dusun Pringen, Widodomartani, Ngemplak, Sleman, DI Yogyakarta.

Sebelum hijrah 12 tahun lalu, Priyanggono atau yang lebih akrab disapa Pri, tinggal di Semarang, Jawa Tengah.

Kala itu ia terjerumus dunia kelam dan sangat akrab dengan minuman alkohol.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup, Pri bekerja sebagai debt collector selama 8 tahun.

Karena merasa lelah, ia meninggalkan dunia lamanya itu.

Baca Juga: Geger Debt Collector Keluarin Tendangan Kung Fu ke Driver Ojol Pertahankan Motor di Bekasi

"Dulu saya hidupnya keras, dekat dengan dunia hitam, preman begitu kata orang," ujar Pri dikutip dari TribunJogja.com.

Ia pun memutuskan hijrah dan pindah ke Yogyakarta.

Di Yogyakarta Pri belajar bisnis dengan berjualan soto bersama sang istri.

Setelah jalan setahun dan usaha soto berkembang, dia bercita-cita untuk membangun panti asuhan.

Pada 2013, ada dua anak yatim piatu yang dititipkan padanya.

Hasil penjualan soto disisihkan untuk menghidupi anak-anak tersebut.

Lambat laun panti asuhan itu terus berkembang, bahkan sampai mengasuh 30 anak.

"Kami tidak mencari, anak-anak ini datang saja diantar oleh keluarganya," ujar dia.

Baca Juga: Nekat 11 Orang Serang Rumah Debt Collector di Probolinggo, Luka Parah di Kepala

"Kami terima dengan lapang dada," sambungnya.

Kini, jumlah anak di panti asuhnya tinggal tujuh orang saja.

"Yang tujuh orang ini satu perempuan sedang kuliah," lanjut Pri.

"Enam lainnya laki-laki tapi masih sekolah," katanya.

Pri mengaku, dia tak pernah mengajukan proposal untuk donasi panti asuhan.

Namun sejak tahun 2013, banyak donatur berdatangan memberikan bantuan.

"Kalau kita ikhlas, semuanya akan datang saja membantu tanpa kita tahu," ucapnya.

Di panti asihan itu, Pri juga mengajari anak-anaknya berusaha seperti menjaga toko dan beternak.

Baca Juga: Kaget Debt Collector Digeruduk Warga di Jember Padahal Baru Tanya Motor Honda BeAT Kredit

Anak-anak di Darul Qolbi juga wajib salat lima waktu dan membaca kitab-kitab lainnya untuk memperdalam ilmu agama.

"Ada ustad yang sudah bersedia rutin untuk mengajar ngaji setiap malam di panti bagi anak-anak," lanjutnya.

Kini Pri punya cita-cita untuk membangun yayasan untuk pantinya tersebut.

Ia juga mengatakan baru menyicil untuk membeli tanahnya yang akan dijadikan yayasan itu.

"Saya bahagianya Darul Qolbi ini mempunyai manfaat tidak hanya untuk saya tapi juga buat teman-teman yang main di sini dan juga buat anak-anak yang tinggal di sini," tambah Pri.

"Jadi Darul Qolbi ini menurut saya seperti magnet yang selalu mendatangkan orang-orang baik," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Kisah Hijrah Priyanggono Mantan Preman yang kini Mendirikan Panti Asuhan di Ngemplak Sleman