Find Us On Social Media :

Terungkap Alasan Mengapa Motor Listrik Masih Belum Populer di Indonesia

By Ahmad Ridho, Rabu, 16 Oktober 2024 | 13:45 WIB
Motor listrik belum bisa memenuhi kebutuhan, misalnya kehabisan baterai di tengah perjalanan. (istimewa)

MOTOR Plus-online.com - Saat ini masyarakat masih melirik kendaraan konvensional (bensin) dibanding kendaraan listrik.

Terungkap alasan mengapa motor listrik masih belum terlalu populer di Indonesia.

Ada beberapa poin menyangkut kekhawatiran calon pembeli kendaraan listrik.

Penjualan motor baru kurang lebih 6 juta unit per tahun, dan Indonesia merupakan pasar ke-3 terbesar di dunia setelah Cina dan India.

Hal ini menunjukkan bahwa motor merupakan moda transportasi utama orang Indonesia.

Beberapa tahun terakhir ini, motor listrik mulai memasuki pasar Indonesia.

Dengan beberapa keunggulan dari sisi efisiensi biaya serta adanya dukungan dari pemerintah, penjualan motor listrik sayangnya masih belum sesuai dengan target yang diharapkan pemerintah.

Tren penjualan sepeda listrik sebetulnya meningkat lebih dari 3x lipat dari 2022 ke 2023.

Baca Juga: Bodi Runcing Pernah Digeber Marc Marquez Motor Listrik Spek Dewa Harganya Bikin Penasaran

Tapi, penetrasinya masih ketinggalan jika dibandingkan dengan mobil listrik.

Untuk tahun 2023 saja, penetrasi motor listrik hanya sekitar 1% dari penjualan unit motor baru.

Sedangkan penjualan mobil listrik sudah lebih dari 2% dari total penjualan mobil.

Padahal beberapa tahun lalu market punya ekspektasi bahwa penjualan motor listrik akan lebih tinggi dibanding mobil, tapi kenyataan justru sebaliknya.

Hal ini disebabkan motor listrik yang ada di pasaran saat ini belum bisa memenuhi kebutuhan konsumen Indonesia.

Seperti kinerja, durability, dan keandalan yang baik.

Intinya, belum ada produk motor listrik yang enak dan berkualitas.

“Melihat perkembangan motor listrik saat ini, kayaknya belum ada produk yang bener-bener bisa menjawab kebutuhan masyarakat. Kebanyakan masyarakat tahunya motor listrik itu nggak bisa dipakai jauh, tarikan gasnya kurang optimal, atau bingung nge-charge-nya dimana. Jadi hal-hal basic seperti ini yang membuat tingkat adopsi motor listrik rendah,” ujar Raditya Wibowo, CEO sebuah perusahaan sepeda motor listrik di Indonesia.

Baca Juga: Asyik Polytron Kasih Subsidi Motor Listrik dan Gratis Sewa Baterai Selama Setahun

Tingkat adopsi kendaraan listrik yang rendah disebabkan oleh fakta bahwa produk kendaraan listrik saat ini diyakini belum mampu memenuhi kebutuhan pengendara Indonesia.

- Penetrasi motor listrik pertumbuhannya lebih kecil dibandingkan mobil listrik walaupun sudah ada subsidi dari pemerintah.

- Motor listrik diyakini belum mampu menjawab kebutuhan mobilitas sehari-hari masyarakat Indonesia, terutama dalam hal jarak tempuh, daya tahan/ketangguhan, dan jaringan charging station dan aftersales

- Hasil riset pasar menunjukkan bahwa masih banyak hal yang perlu ditingkatkan dari kendaraan listrik agar dapat diterima secara luas oleh masyarakat Indonesia

- Mengakui dan memahami kekhawatiran calon pembeli terkait kendaraan listrik, sekaligus memberikan solusi atau informasi yang meyakinkan

- Motor listrik yang memiliki kinerja dan ketangguhan seperti motor bensin/ICE adalah yang dibutuhkan konsumen

Perbandingan penjualan sepeda motor listrik dan mobil listrik (Jan-Des):

- Tahun 2022 data penjualan motor ICE 5,221, 470 penjualan motor listrik 17,198 market share 0.3%

- Tahun 2023 Penjualan motor ice 6,236,992 Unit, Penjualan Motor Listrik 54,737 Market Share 0.9%.

Data diolah dari berbagai sumber (termasuk Gaikindo dan AISI)