Embrio FOI sebenarnya sudah terbentuk sekitar 2006, tak lama setelah kemunculannya di Thailand. ÔÇ£Awalnya hanya keinginan beberapa pengguna matik yang ingin sekadar tampil beda. Juga karena motor ini tidak dirakit di sini, maka mulailah kita hunting memodifikasi tampilan Mio menjadi Fino. Mulailah beberapa teman impor komponen bodi milik Fino,ÔÇØ jelas Acho Patauri, Dewan Syuro FOI.
Lantas fenomena ini diikuti oleh importir umum yang langsung mendatangkan lengkap skubek negeri Gajah Putih ini. ÔÇ£Mulai deh kumpul beberapa Fino. Pada sekitar 2008 dilakukan metoda perekrutan melalui jejaring sosial media seperti Facebook, FOI bisa sedikit demi sedikit menemukan beberapa Fino owners di seputar Indonesia,ÔÇØ jelas cowok berambut pirang ini.
FOI tidak membedakan antara ÔÇÿFino MioÔÇÖ atau Fino beneran. ÔÇ£Pertimbangan semata secara tampilan saja tidak ada bedanya. Sedangkan dari sisi harga, keduanya juga tidak terpaut terlalu jauh,ÔÇØ yakin Acho lagi.
Gabung FOI ke dalam YRC berdampak positif. ÔÇ£Kami bisa mengikuti berbagai kegiatan antar klub, dan kegiatan YRC sendiri, juga menambah jaringan kekerabatan dengan sesama pengguna roda dua brand Yamaha ,ÔÇØ tambah Billy Fanani, anggota YRC dari Yamah V-ixion Club
Berhembus kuat gosip akan di produksinya Fino versi Indonesia awal tahun ini menumbuhkan harapan lebih jauh lagi agar pihak FOI bisa mempersiapkan kelompok ini dalam menyambut kedatangan Fino di Indonesia.
Tentu saja dari sisi suku cadang Fino yang selama ini sulit untuk mendapatkannya jadi lebih mudah. Kelompok Finoers ini kopdar setiap Jumat malam minggu pertama di Jl. Mahakam, Jakarta Selatan.
Pihak, Byonic mengaku tidak kesulitan untuk melakukan kordinasi jika ada agenda yang ingin dibahas. Sebab, masing-masing chapter sudah punya kordinator. ÔÇ£Beberapa kegiatan Byonic di daerah, langsung dibicarakan oleh kordinatornya. Biasanya chapter lainnya akan kirim perwakilan,ÔÇØ bilang Hendri panggilan akrabnya.
Sukses buat Byonic dan FOI. (motorplus-online.com)
KOMENTAR