ÔÇØDetail, konsep dan hasil secara keseluruhan nggak kalah dengan buatan negara lain khususnya yang sudah mapan di dunia modif,ÔÇØ nilai Chikazawa, yang dijumpai di Kuala Lumpur ketika event American Motor Dealer (AMD).
Saat itu, ia mengaku salut dengan karya Retro Classic Cycles (RCC) yang dikomandoi Lulut Puspo Wibowo. ÔÇ£Ini memang kenyataan! Karya kita nggak kalah dengan buatan builder dunia,ÔÇØ timpal Rudi ÔÇÿThe Lucky BoyÔÇÖ Sudjono, builder Flying Piston Garage (FPG) Bandung.
Ssst Builder satu ini termasuk rajin ikutan contezt dunia bahkan pernah dapat predikat juara ke-3 kategori Bobber dan ke-4 kategori Chopper The Best Bobbers di ajang Nation Backyard Built Contest versi Choppertown Nations.
Mereka nggak dikritisi sama psychocycle sembarangan lho. Motor FPG dinilai oleh Scott Di Lalla dan Zack Coffman, filmmaker dari The Sinners.
RCC juga nggak mau kalah. Lulut yang akrab disapa LT, builder kebanggan Jogja, menampilkan motor choppers khas Indonesia di ajang Yokohama Cool Breaker. Motor ini bernuansa tradisional.
ÔÇØDesainnya diambil dari ornamen Candi Prambanan, Kereta Kencana Sri Sultan, aneka ragam batik Jawa seperti motif Kawung, Tarutum, Jambrang dan Parang Rusak. Nuansa cokelat dengan elemen tanah, kuningan muda dan tua, semuanya memiliki filosofi Jawa yang begitu kuat.ÔÇØ terang LT lebih jauh.
Ignatius ÔÇÿBingkyÔÇÖ Hendra, builder Bikers Station (BS) juga melakoni hal yang sama. Baru lalu mereka memamerkan motornya di Museum Union Station di Kansas Amerika. ÔÇØAjangnya berjuluk Art of The Choppers, acara diprakarsai Tom Zimberoff, curator art choppers. Ia juga fotografer motor beken di dunia,ÔÇØ bangga Bingky yang memang tampil nyentrik.
Di bengkelnya di bilangan Tanah Kusir Jakarta misalnya, mereka sengaja membeli karya builder dunia sebagai bahan referensi. ÔÇ£Ya.., di sini sudah ada karya Rush Michell asli dari Exile Custom lalu kami buat satu motor dengan gaya mereka. Nggak cuma itu ada juga motor asli karya Cory Ness yang ada di sini,ÔÇØ jelas brother suka berdandan ala gothic ini.
Maksudnya tentu ada, selain menambah koleksi, BS juga bisa belajar soal detail, rancang bangun dan estetika builder itu langsung dari karya mereka.
Sayangnya, gebrakan mereka ini nggak terlalu direspon positif oleh pemerintah kita. ÔÇ£Kami masih terkendala dengan birokrasi yang masih ribet, kurangnya sokongan dan pemahaman bahwa kami hadir di ajang internasional membawa nama bangsa,ÔÇØ keluh Rudi.
Malah dalam beberapa kasus, motor yang dikirim keluar negeri, mengalami banyak kesulitan saat dikirim pulang. Biasalah, kendala birokrasi yang berujung pada ongkos yang membebani.
Jika kita semua sepakat kalau mereka adalah duta bangsa, idealnya pemerintah bersama masyarakat mendukung penuh insan kreatif ini, apapun yang mereka butuhkan. Anda setuju? (motorplus-online.com)
KOMENTAR