
Klep isap mengadopsi punya Bajaj Pulsar (kiri) - Noken as dipapas lagi sesuai kebutuhan (tengah) - Piston Kawasaki Boss lebih enteng (kiri) "Sengaja pakai punya Boss, karena seher itu lebih pendek 2 mm dari milik Satria. Malah, biar lebih tambah enteng lagi, bagian bawahnya ikut dipapas 2 mm,ÔÇØ timpal Ahmad Hidayat, mekanik yang meracik ayam jago milik Moja itu.Selain itu, lewat aplikasi piston Boss, maka tak perlu lagi mengubah diameter pen piston. ÔÇ£Karena diameter pen-nya sama antara FU dan Boss. Tetap 16 mm,ÔÇØ kata Ahmad yang membuka workshop Jabric Motor (JM) di Jl. Rawa Jati, Kalibata, Jakarta Selatan.Karena dipakai buat keperluan turing, Ahmad alias Jabric, memampas bagian atas piston 1,5 mm. Itu supaya kompresi yang diinginkan menjadi 12 : 1. ÔÇ£Kalau buat jalan sehari-hari, tidak perlu kompresi tinggi. Kalau kompresinya melebihi dari angka yang dipatok tadi, kemungkinan besar motor akan jebol,ÔÇØ jelas mekanik berjenggot ini.Tak cukup lewat piston, stroke ikut ditinggikan. Alasannya, supaya torsinya lebih besar. Langkah geser big end sekitar 8 mm ikut ditempuh. Naik-turun, jadi 16 mm. Dari stroke FU yang aslinya cuma 48,8 mm kini jadi 64,8 mm.Akibat besarnya ruang bakar, aliran gas bakar ikut disesuaikan. Terutama, besarnya katup alias klep. Klep isap memakai 25 mm. Sedang klep buangnya pakai 22 mm."Klep itu pakai Bajaj Pulsar 180 cc. Karena ukuran diameter batangnya tetap 4,5 mm,ÔÇØ kata Jabric lagi. Sisanya, tinggal sempurnakan pengapian. Guna menghasilkan percikan api yang besar. Diterapkan CDI racing berlabel CMS. Tapi, koilnya tetap standar.Besarnya sisa pembakaran, penyesuaian di saluran buang juga disentuh. Knalpot free flow DBS, dipercaya buat sempurnakan seluruh seting yang dilakukan Jabric. Terlebih di putaran atas. Sekarang mau turing ke mana saja pasti dijabanin oleh Moja.Turing nyok! DATA MODIFIKASI
Ban depan : Yoko 50/90x17
Ban belakang : Power tread 60/90x17
Pelek depan : TK Exel 1,20x17
Pelek belakang : TK Exel 1,40x17
Setang : Ahau