Mengawali touring etape kedua dari Hotel Aston, Purwokerto, Jawa Tengah. 22 rider Mio J melanjutkan perjalanan sejauh sekitar 300 km menuju Bandung. Selepas dari kota Purwokerto, dikawasan Wangon-Lumbir-Majenang, jalan raya tidak hanya berkelok dan sarat akan tanjakan saja, tapi juga permukaan jalan yang tidak bersahabat dengan lubang dan gelombang.
Dengan rangkaian sasis barunya, handling yang dirasakan lebih stabil dan nyaman bila dibandingkan dengan Mio Sporty. Tapi, bantingan suspensinya tetap terasa keras layaknya keluarga Mio terdahulu.
Nyaman diperoleh dari posisi duduk Mio J. Selain jok yang lebih panjang dan lebar, juga pijakan kaki yang lebih luas, sehingga menempuh jarak jauh tidak begitu terasa pegal.
Dengan posisi dek seperti sekarang, kedua kaki hanya bisa menapak pada satu bidang saja, tidak bisa menggeser-geser kaki ke belakang seperti dek Mio Sporty yang bertingkat.
Memasuki kawasan Banjar-Ciamis-Tasik-Malangbong-Garut, lintasan makin berliku dan menantang. Suspensi keras dari Mio J menolong saat harus melibas tikungan tajam yang ditemui
Mio J masih tetap ringan dan lincah ketika harus bermanuver untuk menghindari lubang dan permukaan jalan rusak yang sering ditemukan pada rute kedua ini. Akhirnya kota Bandung yang diguyur hujan pun menyambut rombongan yang telah menempuh jarak sejauh ratusan kilometer.
Oiya hampir kelewat. Konsumsi bahan bakar yang dihitung oleh tim teknik Yamaha menyebutkan hasil paling irit di etape kedua adalah 63 km/liter, sedang yang paling boros adalah 49 km/liter. Masih irit kan? Padahal rutenya banyak tikungan dan didominasi kontur jalan naik-turun. (motorplus-online.com)
KOMENTAR