Begitunya bukan tidak mungkin jika rajutan nylon ini rusak. Terutama di ban yang jam terbangnya cukup tinggi. ÔÇ£Tapi, karena biasanya disebabkan beberapa faktor. Terutama, pemakaian ban yang ekstrem,ÔÇØ timpal Riza, Marketing Dept Head PT Suryaraya Rubberindo Industries, produsen ban FDR.
Yap! Motor kerap diajak buat hard braking. Lalu, motor dan ban sering diberi beban berlebih dari anjuran yang diterapkan pabrikan. ÔÇ£Bisa juga karena kondisi jalan. Ban sering dipakai melewati trek rusak dengan tekanan angin yang kurang dari seharusnya,ÔÇØ sahut Dodiyanto.
Dari tiga faktor yang disebutkan diatas tadi, membuat carcass menjadi rentan aus. Terutama di ban yang model tube tire alias pakai ban dalam. ÔÇ£Kalau di ban tubeless kemungkinan besar jarang terjadi. Karena memiliki lapisan inner linner yang lebih tebal,ÔÇØ tambah Riza.
Tapi ketika carcass rusak, bisa saja bikin ban dalam jadi bocor. Ini disebabkan gesekan permukaan carcass yang rusak dengan ban dalam. Ada sedikit tips buat atasinya. Yaitu, memberikan potongan lapisan ban dalam di bagian carcass yang rusak. Setelah itu pasang ban dalam yang sudah ditambal atau ban dalam baru.
Tapi, efek ditimbulkan, layaknya pelek peyang. Artinya, ban seakan tak menapak sempurna. Kondisi ini bisa dilakukan hanya buat keadaan darurat ya. ÔÇ£Sebaiknya, ganti ban baru jika carcass itu rusak,ÔÇØ saran Riza yang juga punya pendapat serupa dengan Dodiyanto. (motorplus-online.com)
KOMENTAR