Ok, tapi, bukan berarti Herman atau Gatot terbang dari Bekasi menuju negeri gajah putih buat beli kruk as Ninja yang dikenal sebagai ZX 150 itu, lho. Sebab, part pemutar setang seher itu didapatnya di Jakarta.
Masih menurut Herman lagi, komposisi logam bandul kruk as ZX 150 lebih terisi ketimbang punya Ninja 150 RR yang sekarang. ÔÇ£Kalau milik RR yang bukan keluaran awal, bandulnya ada coakan. Tapi kalau punya ZX 150, rapat,ÔÇØ tambahnya.
Karena enggak ada coakan, bikin kompresi primer jadi lebih padat. Itu karena ruang di dalam karter menyempit akibat bandul yang tertutup. Jadinya, kompresi jadi lebih tinggi. Efeknya, gas bakar jadi gampang terdorong dari karter menuju blok silinder.
Buat aplikasi kruk as ini, Herman juga sekaligus pakai setang seher dari merek yang sama. ÔÇ£Karena kalau pakai setang piston RR produksi sekarang, tidak bisa dipasang ke bandul. Sebab ukuran pen piston ZX 150 lebih besar 1 mm (16 mm; red) dari RR,ÔÇØ tambahnya.
Kalau kata tunner ramah ini, ada lagi kelebihan pakai kruk as ZX 150. Yaitu, ada dua lubang buat jalur oli yang diaplikasi. Satu lubang di bagian setang piston dan satu lubang lagi di bagian pin kruk as itu sendiri. ÔÇ£Akibatnya, gesekan setang seher pada laher bambu jadi lebih enteng,ÔÇØ jelasnya.
Karena sudah aplikasi kruk as dan setang seher ZX 150, maka piston juga sekalian diusung. Tetapi, tak lagi pakai spek standar, Herman pilih piston tipe B.
Penyesuain lainnya, ada di reed valve. Ini kali, Herman tetap pakai part standar RR. Tetapi, bagian membran alias reed valve yang kedua dipotong setengah. Tujuannya, agar membran lebih cepat membuka. Akibatnya, pasokan bahan bakar jadi cepat masuk! Kebutuhan ruang bakar juga ikut terpenuhi . Siap.. (motorplus-online.com)
KOMENTAR