Mengenal Data Logger, Pembungkam Mr Complain

Motorplus - Jumat, 30 Maret 2012 | 08:26 WIB


Inilah tampang Mychron 4
Dulu, saat pembalap gagal menggapai podium juara, mekanik kerap dijadikan kambing hitam, terutama kalau mesin sampai meleduk. Padahal, problem mesin enggak selamanya kesalahan tunner. Bisa jadi karena faktor pembalap. Adanya data logger bisa jadi patokannya.

Data logger awalnya banyak dipakai di balapan gokart dan balap mobil seperti drag race, reli maupun slalom.  Berkembang di balap motor, diprakarsai mekanik-mekanik Jogja seperti Ibnu Sambodho, Pak Ndut dan banyak lagi di tahun 2010-an.

Banyak merek yang berkembang di pasaran. Tapi, yang akrab dipakai mekanik kita adalah Mychron, mulai generasi Mychron 3 sampai yang terbaru Mychron 4.

Sebetulnya masih ada tipe lainnya yang lebih canggih, tapi dengan seri ini saja sudah cukup. ÔÇ£Harganya lebih terjangkau sekitar Rp 5 jutaan. Fiturnya pun cukup lengkap,ÔÇØ ujar Haris Shakti alias Mlethies, juru korek Yamaha Yamalube FDR KYT Trijaya.

Sistem kerja data logger akan mencatat perubahan mesin. Perubahan lap demi lap meliputi temperatur dan putaran mesin. Bahkan di data logger yang canggih sampai kondisi minyak rem.

Setiap paket data logger dilengkapi dengan layar utama yang ditempel di motor dan sebuah beacon. Beacon ini  untuk menangkap sinyal infra red jika motor melewati lap demi lap sirkuit.

Jadi, saat setting motor, tinggal taruh aja beaconnya di garis finish. Maka data per lap akan langsung terekam di dalam memori sebesar 1 megabyte. Memori ini sanggup menyimpan data motor yang digeber hingga 3 jam.

Data ini, kemudian bisa dipindahkan ke laptop untuk kemudian diolah dan dievaluasi. Dari situ bisa disimpulkan, apa saja yang mesti dibenahi. Sisi mekanis mesin atau gaya balapan yang harus dikoreksi.

Di sinilah pembalap tak bisa berbohong. Mekanik tak jadi mahluk yang paling berdosa dalam setiap kegagalan. Misalkan, ada data yang menujukkan motor berkitir di 3.000 rpm, padahal persneling menunjukkan gigi 3. Artinya, pembalap tidak memacu motor di rpm yang ideal. Seharusnya rpm bisa berkitir hingga 12 ribu saat gigi tiga.

Contoh lain, mekanik sudah menset warning light alias lampu peringatan suhu mesin. Misal, warning light diset di temperatur 200 derajat celcius. Pas balapan rider terus gas pol meninggalkan pembalap lainnya tanpa memperhatikan lampu yang sudah menyala. Mesin pun meleduk. Setelah dicekti, suhu mesin sudah menyentuh 230 derajat celcius.

ÔÇ£Meski sudah leading, tak lantas gas pol. Justru-tarik ulur. Kadang digas, kadang dikendorin agar mesin awet,ÔÇØ jelas Fedri Efendi dari tim Yamaha IRM FDR TDR NHK TOP1, juara MotoPrix seri 1 Serang

Data Harus Diolah


Namanya data logger, maka alat ini cuma menyimpan data mentah. Bukan variasi motor balap biar terlihat leren. Makanya, data yang ada harus diolah untuk menghasilkan setingan motor terbaik. Dengan data ini, mekanik bisa memprediksi mesin akan bisa bertahan berapa lap di lintasan.

Makanya, faktor terpenting dari data logger itu adalah, ÔÇ£untuk mengetahui putaran mesin dan dan kenaikan temperatur mesin setiap lap,ÔÇØ tegas Ibnu Sambodho.

Misalkan, saat di lap pertama temperatur mesin mencapai 100 derajat celsius. Di lap kedua temperatur 110 derajat, di lap berikutnya 120 derajat dan terus ke atas. Dari situ bisa diketahui, pada lap berapa mesin overheat. Kalau sudah begitu, tunner bisa menemukan solusi terbaiknya. (motorplus-online.com)


Penulis : Motorplus
Editor : Motorplus


KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular