Data logger awalnya banyak dipakai di balapan gokart dan balap mobil seperti drag race, reli maupun slalom. Berkembang di balap motor, diprakarsai mekanik-mekanik Jogja seperti Ibnu Sambodho, Pak Ndut dan banyak lagi di tahun 2010-an.
Banyak merek yang berkembang di pasaran. Tapi, yang akrab dipakai mekanik kita adalah Mychron, mulai generasi Mychron 3 sampai yang terbaru Mychron 4.
Setiap paket data logger dilengkapi dengan layar utama yang ditempel di motor dan sebuah beacon. Beacon ini untuk menangkap sinyal infra red jika motor melewati lap demi lap sirkuit.
Jadi, saat setting motor, tinggal taruh aja beaconnya di garis finish. Maka data per lap akan langsung terekam di dalam memori sebesar 1 megabyte. Memori ini sanggup menyimpan data motor yang digeber hingga 3 jam.
Data ini, kemudian bisa dipindahkan ke laptop untuk kemudian diolah dan dievaluasi. Dari situ bisa disimpulkan, apa saja yang mesti dibenahi. Sisi mekanis mesin atau gaya balapan yang harus dikoreksi.
Di sinilah pembalap tak bisa berbohong. Mekanik tak jadi mahluk yang paling berdosa dalam setiap kegagalan. Misalkan, ada data yang menujukkan motor berkitir di 3.000 rpm, padahal persneling menunjukkan gigi 3. Artinya, pembalap tidak memacu motor di rpm yang ideal. Seharusnya rpm bisa berkitir hingga 12 ribu saat gigi tiga.
Contoh lain, mekanik sudah menset warning light alias lampu peringatan suhu mesin. Misal, warning light diset di temperatur 200 derajat celcius. Pas balapan rider terus gas pol meninggalkan pembalap lainnya tanpa memperhatikan lampu yang sudah menyala. Mesin pun meleduk. Setelah dicekti, suhu mesin sudah menyentuh 230 derajat celcius.
ÔÇ£Meski sudah leading, tak lantas gas pol. Justru-tarik ulur. Kadang digas, kadang dikendorin agar mesin awet,ÔÇØ jelas Fedri Efendi dari tim Yamaha IRM FDR TDR NHK TOP1, juara MotoPrix seri 1 Serang
Data Harus Diolah
Makanya, faktor terpenting dari data logger itu adalah, ÔÇ£untuk mengetahui putaran mesin dan dan kenaikan temperatur mesin setiap lap,ÔÇØ tegas Ibnu Sambodho.
Misalkan, saat di lap pertama temperatur mesin mencapai 100 derajat celsius. Di lap kedua temperatur 110 derajat, di lap berikutnya 120 derajat dan terus ke atas. Dari situ bisa diketahui, pada lap berapa mesin overheat. Kalau sudah begitu, tunner bisa menemukan solusi terbaiknya. (motorplus-online.com)
KOMENTAR