Teorinya, rantai sebagai penerus gerak sproket depan ke sproket belakang sangat efisien di kecepatan rendah. Sekitar 98 %. Tapi, begitu kecepatan bertambah hingga top speed, efisiensi rantai drop hingga 85%.
"Karena gesekan bearing sambungan rantai dan gesekan antara rantai dan sproket," jelas Sugiono Bedja Saputra alias Bobeng, mekanik kawakan yang mangkal di area Jl. Martadireja 1/789, Purwokerto, Jawa Tengah.
Karena faktor gesekan atau friksi itu, Bobeng mengurai untung-rugi pemakaian gir kecil dan besar. "Pertama, lebih baik pakai gir bermata ganjil dan genap, daripada genap-genap atau ganjil-ganjil. Supaya pemakaian antar mata gir merata," jelas mekanik yang juga berprofesi sebagai dosen itu.
Gir kecil enteng. Tapi, kekecilan pun masalah. Terutama gir depan. Sebab, gigi yang berfungsi mengait rantai amat sedikit. Alhasil kerja gir terlalu berat. Usia jadi pendek. "Dan, saat melintas gir, rantai jadi terlalu menekuk. Alhasil, gesekan antar sambungan rantai besar, boros bensin," urai pria berkacamata itu.
Sebaliknya, gir dengan mata terlalu banyak pun punya kelebihan dan kekurangan. Bobot jelas lebih berat. Tapi, efek gesekan saat rantai menekuk di gir lebih sedikit. "Pergerakan rantai di gir jadi lebih mulus. Kita merasa motor lebih lancar jalannya," jelas Bobeng lagi.
Solusinya? Termudah, bertahan dengan rasio sproket dari pabrikan. Atau, ganti dengan rantai dan gir lebih tipis tapi jumlah matanya sama. (motorplus-online.com)
KOMENTAR