Peranan perempuan dalam sosialisasi aman berkendara sebenarnya sangat penting. Wanita tidak hanya sebagai pengendara, tetapi juga sebagai polisi buat keluarganya. Sekecil apapun peranannya akan sangat membantu mengurangi tingkat kecelakaan dan fatalitas kecelakaan yang sering terjadi.
Perempuan sebagai pengendara memiliki perasaan yang lebih halus dibandingkan lelaki. Kepekaan perasaan ini bisa diwujudkan dalam memakai kelengkapan berkendara yang aman dan selalu berhati-hati di jalanan. Tidak asal ketika berkendara. Lebih sabar di macet, dan lain sebagainya.
Sebagai ibu rumah tangga yang selalu didengarkan oleh suami dan anak-anaknya, diharapkan selalu mengingatkan pada anak dan suami ketika hendak berkendara. Agar mereka selalu tertib berlalu lintas.
"Ibu atau wanita biasanya memiliki perasaan lebih peka. Pesannya pada suami, pacar dan anak untuk memakai kelengkapan berkendara yang benar, berhati-hati dan patuh peraturan lalu lintas lebih mudah didengar," terang Made Surya, instruktur safety riding dari PT Astra Honda Motor (AHM).
Seorang ibu akan lebih mudah melarang anaknya yang belum cukup umur untuk berkendara. Tentu dengan memberikan pengertian yang mudah diterima anaknya. Seorang kekasih akan lebih mudah memberikan nasihat buat cowoknya soal berkendara yang baik. Peran perempuan seperti inl yang bisa dianggap sebagai polisi di lingkungannya. Lingkungan paling kecil, lingkungan keluarga dekat.
Apabila fungsi ini dilakukan dengan baik oleh setiap perempuan di Indonesia, banyak yang bisa diselamatkan. Dan, lalu lintas akan lebih tertib serta kecelakaan dan tingkat fatalitas pasti akan ikut menurun.
Suara perempuan seringkali lebih ampuh dibanding peraturan di jalan. Sebab suara perempuan bisa disampaikan dengan hati dan perasaan yang halus. Sehingga lebih mudah sampai pada orang-orang terdekat.
Jika setiap perempuan mengingatkan pada satu orang terdekatnya setiap saat, menurunkan tingkat kecelakaan hingga 50 persen akan lebih cepat tercapai. Ayo perempuan pasti bisa. (motorplus-online.com)
KOMENTAR