Merasa tak yakin, coba dilakukan pengujian. Apa benar bisa hemat bensin atau malah tambah boros. Diambil sample 1 produk peningkat oktan model cair merek Norival Energy Fuel Enhancer tipe G (Gold). Seharga Rp 45 ribu, tiap 1 botol kecil isi 12 ml terkandung minyak atsiri murni. Diteteskan ke bensin dengan perbandingan 1 ml untuk 15 liter, atau 2 tetes untuk 1 liter.
Tes menggunakan Dynojet 250i milik Aero Speed di Jl. H Nawi Raya, No. 74, Jakarta Selatan, telepon (021) 7201190. Menggunakan Yamaha Scorpio 2005 karbu PE 28. Pilot-jet 55 dan main-jet 115.
Running pertama hanya Premium. Daya yang didapat 17,21 HP, tapi di rpm bawah, grafik power pertama alami penurunan karena campuran bahan bakar terlalu kaya. ÔÇ£Tapi, di rpm 5.500, grafik AFR berada di 1 : 14,ÔÇØ terang Mohamad Yuda alias Gendung sebagai operator Dynotest.
Kondisi campuran ideal 1 : 14,7. Artinya 1 molekul bensin terbakar tuntas dengan 14,7 molekul udara. Namun realnya supaya motor adem dan awet pasnya 1 : 13. Lebih banyak bensin.
Motor kembali dites dan hasilnya power alami kenaikan jadi 17,59 HP. Bahkan grafik AFR menuju titik 1 : 13,5. Menandakan campuran jadi basah atau kaya bensin, spuyer minta dikecilin. Menggunakan aditif jadi lebih irit, asal spuyer dikecilin 1 step. Atau minimal harus seting setelan angin. Supaya tidak terlalu kaya bensin yang berakibat malah boros dan berkerak.
Terakhir, tes Pertamax murni. Hasilnya, di putaran bawah grafik AFR menunjukan masih terlalu kaya, namun terus melonjak mendekati perbandingan ideal. Dan power yang didapat 17,65 HP atau 0,06 HP lebih kecil dari Premium yang ditetesi cairan. Tapi, angka ini sangat kecil Bisa dikatakan bias. (motorplus-online.com)
KOMENTAR