Yamaha Jupiter-Z keluaran 2007 ini, berhasil meraih 2 kali podium juara. Tentu saja dibalik kemenangan Hadi Wijaya ini, berkat motor racikan tangan dingin sang mekanik sekelas Hawadis. ÔÇ£Penggunan bahan bakar Petronas yang sudah menjadi keharusan di kelas ARRC kudu banyak penyesuaian,ÔÇ£ kata pria berkumis itu.
Karena kadar oktan Petronas lebih rendah dibanding bensol, rasio kompresi dibuat lebih rendah juga. Kalo biasanya ketika menggunakan bensol kompresinya bisa mencapai 13,4 : 1 atau 13,5 : 1, namun ini kali dibikin jadi 12,9 : 1.
Meski rasio kompresi dan bahan bakar berbeda, namun asupan gas bakar masih tetap. ÔÇ£Tidak ada kenaikan atau penurunan spuyer. Pakai karburator Mikuni TM 28 dibekali pilot-jet 27,5 dan main-jet 150,ÔÇØ jelas Hawadis.
Untuk pengapian, Hawadis menggunakan CDI BRT I-Max dan 1 set magnet Yamaha YZ125 beserta koilnya. Derajat atau timing pengapian digeser lebih retard karena bahan bakar oktan rendah.
Agar bisa melalap trek panjang, Hawadis menanamkan rasio gigi 1 (13/36), gigi 2 (16/29), gigi 3 masih menggunakan standar dan gigi 4 (20/23). Membuat pembalap asal Singkawang, Kalimantan Barat memimpin kelasemen underbone 115 cc. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Magnet: Yamaha YZ125
Koil: Yamaha YZ125
Sokbreker: YSS
Klep : Sonic 28/23
KOMENTAR