Volume silinder yang tergolong kecil untuk kelas FFA ini, muncul dari pemakaian diameter piston Honda Tiger. ÔÇ£Pakai punya Tiger yang diameternya sudah 66 mm,ÔÇØ ujar Mansuri, selaku tunner tim CLD Em-Push Jet-Up Apry Yostar, tempat Bram bernaung.
Tetapi piston Tiger itu juga tidak dibiarkan bentuknya. Suri melakukan sedikit modif di dinding piston. Tepatnya di sekitar lubang. Tujuannya buat menambah jalur oli. Sehingga friksi antara piston dengan liner jadi minim.
Selain dari piston, kapasitas 232 cc ini juga dikejar lewat langkah naik stroke. Stroke dinaikkan melalui metode geser big end. Pen kruk as alias big end digeser maju 5 mm. Total, naik-turun jadi 10 mm.
Tapi, Suri, begitu tunner ini ingin disapa, tetap mengaplikasi setang seher standar milik Fino. Akibatnya, doi kudu membobok dinding crankcase bagian bawah. Tepatnya, dekat pompa oli. ÔÇ£Kalau enggak dibobok, bisa mentok kruk as dengan crankcase,ÔÇØ sebut pria yang kental logat Betawi ini sembari bilang crackcase itu dibobok sekitar 4 mm.
Toh cara ini lebih dipilihnya setelah melakukan beberapa percobaan. Iya, sebelumnya doi pernah pakai setang seher yang punya diameter big end lebih kecil. Jadi, posisi pen tak terlalu maju. ÔÇ£Tapi, cara itu enggak awet. Kruk as sering melintir. Namun kalau tetap pakai setang Mio, enggak ada masalah tiap habis balap,ÔÇØ sebutnya.
Kinerja buka-tutup klep pun diatur ulang lewat kem CLD yang bagian bumbungannya dipapas 1,5 mm. ÔÇ£Kalau untuk durasi klep in 278?? dan klep ex 277??,ÔÇØ kata tunner kelahiran 1979 itu.
Lewat pemapasan kepala silinder 1,5 mm, kini rasio kompresi yang diusung bermain di 13,8 : 1. Wah, pantas aja power bawahnya besar!
Sebagai pengabut bahan bakar dan udara, Suri andalkan karburator Mikuni TMR 28 mm. Pilot-jet pakai 35 dan main- jet 135. Wah, kenapa tak pakai Keihin PE aja? ÔÇ£Kata jokinya, keluar tikungan jadi lebih spontan,ÔÇØ tutup Mansuri. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban: Battlax 80/90-16
Disc brake: Daytona
Sok belakang: Daytona
Roller: CLD 10 & 12 gram
Knalpot: Jet-Up
KOMENTAR