Beda warna tersebut punya arti. Saat proses produksi, seher begitu banyak pasti terdapat perbedaan ukuran. Tapi, bedanya gak terlalu besar. Toleransinya cuma 15 mikrometer atau 0,015 milimeter dari diameter standar.
Supaya celah tetap sama antara seher dan boring, pasangkan sesuai warnanya. Blok biru ketemu seher biru. Atau blok mereha ketemu seher merah.
Hal ini juga terjadi di Kawasaki Ninja 150. Namun bukan pakai pewarna cat, tapi kode menggunakan huruf. ÔÇ£A, B dan C. Adanya di kepala seher dan di bagian blok mesin dengan model cetakan dalam. Makanya gampang dicirikan kalau mau beli,ÔÇØ terang Hari Novrian, mekanik Hari Motor.
Namun begitu, kode di blok dan seher Ninja 150 juga sempat jadi pembicaraan para mekanik. Katanya kalau mau ganti blok silinder dan seher yang biasa jual paketan, mending pilih yang huruf B. Konon kualitas lebih baik dari kode C.
ÔÇ£Sejatinya sih tak begitu juga. Kebetulan diameter blok dan piston kode B lebih kecil dari C jika diukur micrometer. Begitu juga kode B dibanding kode A. Namun semua kode pada komponen tersebut celahnya tetap sama,ÔÇØ lanjut mekanik di Jl. H. Naman, Blok R6, Pondok Kelapa, Jakarta Timur.
Hanya yang dikhawatirkan Hari, gara-gara kode tadi bisa saja pemilik motor salah pilih. Bahkan mungkin ada yang tertipu karena enggak tahu soal begituan. Makanya sampai saat ini, blok dan seher kode B lebih banyak dipilih bukan cuma karena kualitasnya, tapi di pasaran juga lebih banyak dan mudah didapat daripada kode A.
ÔÇ£Blok dan seher kode A cukup sulit didapat di toko onderdil atau main dealer. Tapi yang banyak beredar justru kode C dan produk aftermarket. Kalau cuma ganti seher dan celahnya nggak pas, biasanya mesin sedikit berisik,ÔÇØ ingatnya. (motorplus-online.com)
KOMENTAR