Hingga akhirnya niatan untuk membuat street tracker tercetus ketika melakukan perselancaran di dunia internet. Aang yang pengagum karya-karya rumah modifikasi Wrenchmonkees asal Denmark dan Heiwa dari bengkel custom di Japan ini, tertarik dengan konsep street tracker yang macho. Itu karena dirasa sangat pas jadi tunggangan sehari-hari.
Bermodalkan space garasi yang seadanya, motor pun dilucuti. Pertama-tama bagian rangka belakang hingga batas sokbreker dipotong dan dilakukan pengelasan yang dilakukannya dengan memanggil tukang las ke rumah.
Selanjutnya dengan mengganti sokbreker depan bawaan dengan milik Suzuki TS yang dipotong. Alasan doi menggunakan TS, karena enggak perlu ngerubah dudukan. Malah, doi hanya memotong sekitar 15 cm. ÔÇ£Pokoknya sok orinya dibawa ke tukang bubut, minta disamain ukurannya,ÔÇØ kata Aang.
Oh ya, Aang juga beruntung! Tangki motor yang menggunakan Yamaha RS 125 ini adalah barang New Old Stok (NOS). Katanya didapatnya di daerah Jatayu, Bandung.
Buat menunjang kenyaman berkendara, Aang mengandalkan setang orisinil milik Yamaha RX-King keluaran lama. Ya, setang ini masih mengusung model tinggi. Jadi, buat handling tergolong lebih mudah dan ringan.
Tetapi, setang ini dipadukan sakelar set (kanan-kiri) milik Yamaha Scorpio sebagai intrumen kelistrikan. Selain modelnya simpel dan efisien, sakelar ini juga memiliki tuas buat lampu dim. Tapi, lampu dim-nya enggak dipakai juga sih. So, sekadar buat tampil gaya saja. He..he.. (motorplus-online.com)
KOMENTAR