Alasannya, ÔÇØZaki masih dalam tahap adaptasi. Belum bisa membawa motor yang powernya besar,ÔÇØ ujar mekanik murah senyum ini. Padahal, saat itu tim yang langganan juara nasional ini masih mempunyai motor cadangan milik Anggi Permana, juara MP yang kini berlaga di IP.
Meski begitu, tak asal templok. Ada beberapa penyesuaian dengan karakter sirkuit Motorix yang setengah seri dipentas di trek pendek dan dadakan. Makanya, karakter motor dibikin lembut agar mudah dibawa.
Kok bisa? Logikanya, kan power besar pengendalian susah. Hal ini disiasati dengan kombinasi gigi rasio yang berat pada gigi pertama dan kedua.
Biasanya, Mlethis memakai perbandingan 13/34 dan 16/29 pada motor IP. Tapi, di motor Zaki dibekali rasio 14/34 dan 18/31. Benar. Dengan rasio lebih berat, maka motor lebih jinak. Pembalappun tidak perlu gantung rpm saat masuk tikungan.
Konsekuensinya, tenaga putaran bawah harus padat. Caranya, aliran bahan bakar kudu lebih banyak. Makanya karburator PWK 24 diisi spuyer 118/68.
Aliran kabut bahan bakar pun harus dibuat lebih lancar. Percuma bensin melimpah, tapi jalannya sempit.
Kabut bahan bakar ini dipompa piston TDR ukuran 55,25 mm. Piston ini termasuk produk yang baru diluncurkan. ÔÇ£Materialnya baru. Bahannya lebih padat,ÔÇØ tambah pria asli Jogja ini
Tak heran jika M.Zaki menjadi juara. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan : FDR
Ban belakang : FDR
Knalpot : AHRS
Durasi Kem : 278 derajat
Lift Kem : 9,4 mm
KOMENTAR