Akhirnya, diboyong sudah skuter yang ditebusnya sesuai nomor start di pacuannya itu. Ya, Rp 20 juta. Tapi, setelah diboyongnya, doi pun sempat bingung. Mau dimodif apa? Tapi, saran dari Kosi, temannya yang bermain Vespa PTS ber-spek performance, akhirnya dipilih tema racing alias performa.
Dalam konsepnya, mesin harus segara dan anti-mogok. Maka itu, dipilih silinder blok kit dari Imola yang bisa bikin kapasitas mesin melonjak 186 cc. Lengkap juga dengan reed valve alias katup buluh.
Akibat pemakaian blok racing, karburator ikut diganti. Selain dukung performa, juga karena posisi karbu sudah berubah. Jika sebelumnya di kiri, kini jadi di kanan. Efeknya, karbu sedikit keluar dari bodi. Maka itu, bodi kanan pun sedikit dicoak.
Engine kelar, ada ajakan buat turing ke Bandung bersama anak-anak Primo /116. Tapi, pulangnya, Inoi coba solo turing. ÔÇ£Ada beberapa catatan ketika turing itu. Bensinnya sangat boros, sedang volume tangki kecil. Tapi, enggak apa, dari turing itu juga dapat kenalan teman-teman dan refensi bengkel Imperial Lambretta yang dikomandoi Kang Maman,ÔÇØ kata ayah dua anak itu, Kinan dan Keirin.
Termasuk juga aksesori pendukung. Ya, seperti fog lamp original dari Lucas Pathfinder yang kerap dipakai skuter Inggris buat tampil gaya. "Ini mereka lakukan untuk tingkatkan gaya hidup mereka," bebernya sembari ucapkan banyak terima kasih buat seluruh pihak yang mendukung terwujudnya Lambretta ini.
Kini setelah semua benar, tak ada lagi cerita suram dari turing. Meski sudah pakai tangki 17 liter pun, Jakarta-Bogor hanya cukup 4 liter saja. ÔÇ£Dulu bisa hampir dua kali lipat. Dan, lari motor sekarang jauh lebih kencang,ÔÇØ sebut Inoi sembari menjuluki skuternya ini dengan panggilan Gatot Kaca. Mantap, Bor! (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
CDI Kit: Varitronic
Knalpot: JL KRP3
Kruk As: MB Development
Plat Kopling: MB Development
Gir boks: Innocenti Lambretta Li
KOMENTAR