Begitunya buat pacuan Rahman ini tetap aplikasi magnet standar. Tetapi, part pemicu terciptanya medan magnet dan arus listrik itu dipapas hingga bobotnya kini menjadi 750 gram. Sedang buat pengimbang di sisi kanan, balancer memakai yang 250 gram.
Sebagai otak pengapian, Lilo mengandalkan pengapian dari CDI BRT-Bintang Racing Team 24 step. ÔÇ£Timing pengapian diseting 38?? di 8.000 ÔÇô 10.000 rpm. Setelah itu, turun ke 36?? di 10.000 rpm hingga akhirnya jadi 34?? di rpm 14.000,ÔÇØ sebut pria yang katanya banyak belajar dan dapat ilmu dari tunner-tunner kenamaan asal Jogja itu. Termasuk, tunner dari tim beda pabrikan, lho! He..he..
Sementara itu, kepala silinder ikut dipapas agar kompresi yang 13,8 : 1 bisa tercipta. Head cukup dipapas 0,9 mm. ÔÇ£Enggak terlalu banyak juga. Biar rantai keteng enggak terlalu kendur. Jadi, lebih awet, karena durasi kem dan overlap tidak cepat berubah karena rantai keteng mulur,ÔÇØ alasan tunner pemilik tim Honda Lilo AK Federal Oil KYT IRC FIM Bone itu.
Pakai klep Sonic, diameter payung klep dibuat ulang. Klep in dipatok di 26 mm dan klep ex 22,5 mm. Wah, tanggung amat, kenapa enggak 23 mm. ÔÇ£Karakter sirkuit region 5 stop and go semua. Jadi butuh rpm cepat naik dan kuat. Pernah coba 23 mm, tapi tenaganya agak drop di putaran bawah,ÔÇØ beber Lilo yang 29 tahun lalu lahir di Bone, Sulawesi Selatan itu. (motorplus-online.com)
KOMENTAR