Semua gejala itu umum terjadi hanya saat akselarasi atau ketika skubek akan dijalankan. Supaya tidak tambah parah, saat servis rutin atau ganti komponen di seputar puli primer sebaiknya cek juga komponen lain secara keseluruhan. Misal puli primer, sekunder, kopling otomatis hingga girboknya.
Namun apa yang terjadi jika suara berisik muncul saat deselarasi atau perlambatan. Suara dengungnya terdengar sangat keras di bagian belakang rumah CVT, sehingga pemilik motor kadang tidak menyadarinya. Seperti di Yamaha Mio 2008 milik Handoko warga Ciganjur, Jakarta Selatan.
Penasaran dengan munculnya suara tersebut, karyawan perusahaan swasta ini coba bawa ke bengkel umum. ÔÇ£Analisa mekanik, katanya laher-laher di girboks sudah aus. Akibatnya celah antar mata gigi renggang atau enggak presisi dan menyebabkan timbul suara kasar,ÔÇØ ujar Handoko yang mesti ganti laher baru.
Ucapan mekanik disetujui Suar, tunner tim Honda Golden Subang. Menurut pria yang minggu kemarin nikah ini, laher girboks oblak sangat mungkin bikin rasio gigi jadi renggang. ÔÇ£Akibatnya saat roda deselarasi timbul dengung keras di belakang rumah CVT,ÔÇØ jelas Suar dari Jl. Kiaracondong No. 107, Bandung itu.
Adapun penyebab laher girboks oblak, menurut Suar banyak sumbernya. Bisa dari usia pakai, jarang ganti atau cek oli atau membiarkan terjadi kebocoran pada ruang gearbox sehingga pelumasan komponen jadi kurang maksimal.
Nah, kalau memang benar, laher di girboks sudah oblak sebaiknya segera lakukan penggantian. Jangan lupa juga cek dan ganti oli tiap 3 kali ganti oli mesin. Pastikan juga komponen di as rumah kopling dan puli sekunder tidak ada yang rusak atau bocor. (motorplus-online.com)
KOMENTAR