Nggak tangung, komponen aluminium sangat mendominasi di motor ini. Terutama yang sangat kelihatan, semisal tangki dan sepatbor depan-belakang.
Konsep yang dipilih, traditional chopper minimalis. ÔÇ£Sasis dibuat handmade menganut gaya softail,ÔÇØ tambahnya. DCC menyasar serba padat dan sangat friendy sebagai motor daily riding.
Di depan down tube ganda menganut rake rapat cocok untuk rider perkotaan dan nyaman juga dipakai turing jauh. Model setang mendekati gaya-gaya baby ape hanger, lumayan lebar tapi enggak menarik pinggang. Perlengkapan safety riding, semisal spion juga dipasang.
Penyanggah sepatbor belakang juga simpel, mereka enggak suka mendesain sissybar menonjol di belakang. Di sisi desain, pilihan ini terbilang tepat, karena airflow jadi lebih harmonis tak perlu ada penghalang.
Ini pastinya dengan pertimbangan. Tak perlu sissbar menonjol karena jok single seater yang dirancangnya sudah dilengkap back rest. Penambahan sissbar menonjol pasti menganggu estetika.
ÔÇ£Tak banyak aplikasi komponen lain. Untuk sok depan dan pelek cukup aslinya,ÔÇØ jelas builder cukup beken di skup nasional juga intersional ini.
Estetika yang bisa dievalusia tentunya permainan terang-gelap di motor ini. Dominasi warna putih di almu dan sasis diseimbangnkan warna gelap di beberapa komponen. Di atas, jok kulit hitam, bagian depan selubung sok pakai karet hitam bernuansa jadul.
Paling kentara, DCC memilih knalpot buatan Rainhard dengan heat cover hitam sebagai penyeimbang warna terang di bagian bawah. ÔÇØOil tank juga dibuat hitam agar warna putih aluminium terutama di tangki makin kontras,ÔÇØ jelasnya lagi.
Terakhir, soal detail. Di jok hitamnya, Wahyu mengontak ahli kulit jok, Ickman dari Buretos Leather asal Bandung agar customizing ini sempurna. Ickman mengukir jok kulit dengan teknik rumit.
Di tangki DCC meracang tutup simpel dan sedikit sentutan unik ada indikator bensin klasik, slang horisontal di luar tangki untuk mengetahui kosong atau isi tangki bensin.
Nice! (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban : Avon 120x16
Variasi ban: White wall
KOMENTAR