"Di pabrik MV Agusta hanya ada 2 line produksi. Tiap bulan hanya memproduksi satu tipe motor saja. Jadi, kalau pesan di saat tidak memproduksi model yang diinginkan, bisa tidak dilayani," lanjut pria ramah ini.
Sedang untuk Indonesia, MV Agusta hanya menjatah 40 sampai 50 unit saja pertahun. "Kami realistis saja karena masih baru di Indonesia. Selain itu memang pasokannya dari Italia sangat terbatas. Penjualan MV Agusta masih besar di Eropa dan Amerika," terangnya.
Menurut Steven Oentoro, di Asean hanya Malaysia yang bisa menjual cukup banyak. Setahun bisa mencapai 70 unit pertahun.
Rencananya, MV Agusta akan datang secara CKD atau dirakit di Indonesia. "Sebagai salah satu moge termahal di dunia, harganya enggak akan kompetitif kalau tidak dirakit di Indonesia," jelas Rudy Irawan, salah satu komisaris di PT MAI.
Meski begitu PT MAI mengaku telah menyiapkan tenaga ahli untuk melakukan perakitannya. "Kami punya perakitan di Bekasi," sambung Rudy. Training untuk pekerja yang melakukan perakitan langsung dilakukan di Italia, begitu juga untuk mekanik yang melayani after sales service
Dengan merakit MV Agusta di tanah air, harganya bisa sedikit ditekan. MV Agusta Brutale 675 dijual Rp 245 juta, F3 675 dibanderol Rp 325 juta dan F4RR dilepas Rp 495 juta, semuanya on the road Jakarta. Tertarik?
Main Dealer, Moto8
Jl Sultan Iskandar Muda 168
Jakarta Selatan
021-7265889
KOMENTAR