"Bentuknya yang pendek di bagian dinding piston, jadi enggak bikin mentok ketika TMB (Titik Mati Bawah; red),ÔÇØ sebut Yong Mustofa selaku tunner dari Yong Motor di daerah Kemayoran, Jakarta Pusat.
Diameter piston yang dipakainya pun tergolong besar. Yaitu, 67,5 mm. Itu artinya, pakai piston CBR 150R yang oversize 400. Kan diameter standar hanya bermain di 63,5 mm.
Tapi, Yong ingin agar power engine bisa berkitir lebih tinggi dengan tarik gas spontan. Maka itu, membuat bobot piston jadi lebih ringan dengan cara melubangi dinding-dinding piston.
Ada keuntungan lain ketika aplikasi piston CBR 150 ini. Karena dinding silinder yang pendek, maka bisa dikombinasikan naik stroke tanpa berpikir mentok bandul kruk as. Lewat metode pen stroke 3 mm, kini total stroke 63,9 mm. Volume silinder jadi 228,6 cc.
Menurut Yong, bisa juga dinaikkan sampai 65 atau 66 mm dan tetap pakai paking standar. Tapi, resikonya bandul kruk as harus dibikin lebih kecil biar piston enggak mentok saat TMB (Titik Mati Bawah). "Kalau sudah begitu, resikonya kruk as bisa melintir karena enggak kuat menahan besarnya power. Tentunya sayang dong,ÔÇØ ucapnya.
Dengan papasan 0,5 mm di bagian head cylinder, kombinasi piston dan stroke ini bikin rasio kompresi naik jadi 14,5 : 1. Asupan bahan bakar bensol biru.
Besarnya ÔÇÿjeroanÔÇÖ ruang bakar, membuat Yong mengaplikasi diameter payung klep lebih besar juga. Pakai klep EE5 yang punya batang 5 mm, buat klep in pakai 34 mm dan 30 mm buat klep ex.
"Kalau kem, main di 270?? buat klep in dan 271,5?? buat klep ex. Durasinya ini sesuai kebutuhan trek lurus 500 meter,ÔÇØ beber Yong yang sudah memiliki mesin copy kem di workshop-nya itu. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan: Eat My Dust 50/90-17
Ban belakang: Eat My Dust 60/80-17
Per CVT: KTC 2.000 rpm
Kampas Kopling: LHK
Per kampas kopling: KTC 2.000 rpm
KOMENTAR