Saking banyaknya bisa berentet dari dada atas sampai ke bawah. Tanda ini punya nilai prestisius bagi pemiliknya. Biker yang menempuh perjalanan ke riungan itu bakal merasa kurang afdal jika tak menempelkan pin di rompi selepas acara.
ÔÇ£Idealnya tak cuma faktor emosional, prestisius ataupun estetika saja yang diperhitungkan. Kita juga wajib melihat dari sisi safety. Pin berbahan metal, apalagi berkontur tajam seperti sayap, motif tengkorak, tanduk banteng dan lainnya, bisa berbahaya dalam situasi tertentu,ÔÇØ komentar Djumadi, West Captain klub Condors Nationz.
Sebagian anggota klub kini menghindari pin berbahan metal di rompi khususnya di bagian depan.ÔÇØKita tidak pernah tahu situasi di jalanan. Jika jatuh, pin ini bisa melukai tubuh sendiri. Ibaratnya menyimpan benda tajam di dada kita,ÔÇØ tambah Moch. Iing Ismail, East Captain klub ini.
Keseriusan ini dibuktikan dengan melarang semua life members mereka memakai pin metal sebagai atribut wajib. ÔÇ£Di bagian depan hanya simbol klub, visi klub dan gelar X-patcher untuk mereka yang setia lebih dari lima tahun, itu semua bordiran.ÔÇØ Tuh!
Di dunia militer tanda ketangkasan atau keahlian atau wing brevet berbahan pelat hanya dipakai dinas harian. ÔÇØUntuk pakaian dinas lapangan mereka akan pakai wing atau brevet bordiran,ÔÇØ katanya lebih lanjut.
Mungkin kalau diterapkan di dunia biker, wing atau pin pelat bisa dipakai di acara resmi, semisal bikers meeting atau mubes. Jika sedang turing, daily riding pakai pin atau wing dari bordiran. Bagaimana, Bro? (motorplus-online.com)
KOMENTAR