Buat terjun di tiap sirkuit ternama di Asia, Hadi hanya menggeber Jupiter yang memiliki rasio kompresi mesin 12,8 : 1. Sebab, bahan bakar yang dipakainya Petronas yang memiliki nilai oktan 95. Itu jelas beda dengan pacuannya kala bermain di kancah Nasional yang bisa sentuh rasio kompresi 14 : 1.
Demi menyesuaikan kompresi yang tidak terlalu tinggi itu, Hawadis membekali pacuan dengan seting pengapian CDI dari BRT-Bintang Racing Team. ÔÇ£Pakai tipe Superpole, saya mainkan yang di step 30,ÔÇØ bilang tunner ramah itu.
Magnet sendiri, Hawadis mengandalkan milik Yamaha YZ125 beserta koil. Nah, ketika dipakai bermain di event ARRC yang kerap tawarkan lintasan panjang dan tikungan highspeed corner, pacuan tetap nyaman digeber.
Berbekal karburator Mikuni TM 24 Sudco, penyesuaian seting hanya bermain di main-jet atau pilot-jet. ÔÇ£Rata-rata, ukuran main-jet bermain di 150 dan pilot-jet 27,5. Memang belum tentu semua sirkuit pakai ukuran yang sama. Tetapi, kalau pun beda, hanya naik atau turun satu step saja,ÔÇØ tambah Hawadis lagi.
Sukses, bro!
DUA KALI JUARA ASIA
Hadi Wijaya jadi pembalap Indonesia yang sukses meraih dua kali gelar juara Asia di kelas Underbone 115 cc. Meskipun, dua gelar itu dicapainya dengan dua motor berbeda merek.
Pembalap kelahiran Singkawang, Kalimantan Barat itu meraih Juara Asia di 2010 bersama Kawasaki. Tetapi di 2012 ini, dirinya kembali naik ke singgasana Juara Asia dengan pacuan Yamaha.
ÔÇ£Sebenarnya, keduanya memiliki perbedaan yang cukup siginifikan. Baik itu Kawasaki atau Yamaha. Tetapi keduanya merupakan motor yang kompetitif untuk di balap. Di balap Asia atau juga balap Nasional,ÔÇØ ungkap Hadi yang punya hobi memancing ini. (motorplus-online.com)
Data Pembalap
Nama lengkap: Hadi Wijaya
Nama panggilan: Hadi
Tempat lahir: Singkawang
Tanggal lahir: 19 Agustus 1979
Hobi: Mancing
Pertama balap: 1998
Balap nasional: 2004
Prestasi balap
2008 ÔÇô Runner Up IP
2010 - Juara Asia Underbone 115 cc
2011 ÔÇô Runner Up Asia Underbone 115 cc
2012 ÔÇô Juara Asia Underbone 115 cc
KOMENTAR