Honda CB100, Flat Tracker Gandeng Unsur Seni

Motorplus - Rabu, 16 Januari 2013 | 11:18 WIB


Selain sebagai modifikator ulung di kota asalnya Sleman, Jogja, Sigit Widodo juga seorang seniman lukis. Bahkan buah karya sarjana seni lukis di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) itu, kerap kali dipadukan dengan konsep modifikasi yang dimunculkan.

Untuk kali ini, Sigit memanfaatkan Honda CB100 1978 milik sendiri. Tunggangan yang basicnya sport harian itu lantas diubah layaknya motor amfibi yang bisa jalan di segala medan. Cuma karena bentuk rangka biasa dan pakai ban aspal harian, modif pun mengarah ke konsep flat tracker. Tentu tidak meninggalkan sentuhan keahliannya.

ÔÇ£Saya memang selalu memberi sentuhan seni di setiap karya yang pernah dibuat. Lalu khusus motor ini, saya terinspirasi karya Roland Sand Design. Di mana sentuhan seni grafisnya sangat kuat ketika menggunakan metode pengecatan dasar yang dipadu airbrush grafis. Semua bisa dilihat pada desain corak tangki juga cover belakang,ÔÇØ tunjuk Sigit.

Adapun ciri khas flat tracker pada tunggangan dipertegas Sigit dengan cara memasang setang model trail. Lalu setang asli motor Yamaha DT100, kokoh terikat di segitiga kepunyaan Suzuki GT Twin. Kebetulan, komponen itu didapatkan Sigit dalam bentuk utuh alias ada pipa, tabung sok, teromol juga rem cakram sebelah kiri. Jadi, tinggal pasang.

ÔÇ£Karena konsep motor modifikasi ini buat harian yang biasa dipakai kemana-mana. Biar aman dan tetap memenuhi unsur safety riding, maka lampu depan-belakang wajib dipasang dan berfungsi. Meskipun yang dipilih adalah produk variasi,ÔÇØ lanjutnya lebih rinci.

Selain kaki depan, swing arm warna merah tunggangan ini pun digarap dengan model yang tidak umum. Itu karena lengan ayun model baru dibikin dari bahan besi pipa yang kemudian diroll untuk kemudian dibentuk sesuai lengan ayun pada umumnya.

Bukan hanya ada dudukan bushing as arm tengah, bagian atas lengan ayun dari pipa itu juga dibuatkan dudukan buat monosok.

Dan yang enggak boleh luput dari konsep lengan ayun, Sigit juga mesti membuatkan dudukan as roda belakang yang pastinya bisa buat setel ketegangan rantai. Kalau boleh percaya, lengan ayun ini kekuatanya sudah diuji sebelum dipakai seperti sekarang.

Biar kerjanya maksimal, lengan ayun bikinan kemudian digandeng  monosok belakang milik Kawasaki Ninja 150R yang dipasang dengan cara sistem pararel atau sejajar dengan back bone.

ÔÇ£Pemasangan monosok sengaja sejajar dengan back bone, untuk menambah kinerja sok agar maksimal dan juga ikut memberi kesan gagah,ÔÇØ saut Sigit.

Biar terlihat lebih garang lagi, Sigit tidak hanya fokus di bodi dan kaki-kaki. Tetapi munculnya kesan itu juga diakibatkan pemakaian mesin standar Honda CB100 yang sudah lumayan banyak diganti pakai part Honda Tiger.

Kebetulan komponen dua tunggangan ini pada prinsipnya masih bisa lakukan subtitusi komponen. Hasilnya, tentu jadi jadi lebih mantap buat dipakai turing dan aktivitas harian! (motorplus-online.com)

 

DATA MODIFIKASI
 
Ban : Zeneos 110/70-17 & 130/60-17
 
Master rem  : Suzuki GT & Nissin
Knalpot  : GL Pro custom
Modifikator : Black Smith Custom, Jogja
Hand Phone : 081-74111760

Penulis : Motorplus
Editor : Motorplus


KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular