Pada pengendara motor, keram otak disebabkan karena posisi berkendara. "Orang berkendara terlalu lama atau sering, dan tanpa melakukan peregangan atau olahraga ringan. Sehingga menjadi potensi alami ketegangan otot. Awalnya biasanya di punggung, leher belakang pundak pinggang serta kaki. Lama-lama otot di seputaran otak ikut terasa," tambah dokter Alifa.
Karena sifat otot tegang itu selalu menjalar ke otot sekitarnya. "Kalau awalnya di punggung, lama-lama menjalar ke kepala," ulas dokter spesialis saraf ini.
Selain karena posisi berkendara, rasa depresi bisa mempengaruhi ketegangan otot di sekitar otak. "Ini menjadi gangguan terselubung. Hal ini disebabkan mungkin tingkat aktifitas kerja yang tinggi," tambahnya dr. Alifa.
Bisa juga disebabkan gangguan elektrolit. Dengan aktifitas kerja dan bermotor setiap hari sebaiknya konsumsi kalsium juga diperhatikan. Kalsium sangat penting menunjang aliran darah dalam tubuh menjadi lancar.
Dan penyebab lainnya hipoksia, yaitu kurangnya oksigen dalam tubuh. "Polusi, pemakaian masker, panasnya matahari, serta konsentrasi tinggi saat berkendara, menyebabkan napas sesak," lanjut dr. Alifa. Dengan kondisi yang sesak menyebabkan oksigen yang dihirup relatif berkurang dan tidak leluasa ditambah badan tidak nyaman. Hal ini bisa menyebabkan pengendara mendadak sesak napas.
Untuk itu disarankan pengendara motor melakukan peregangan rutin. "Biasakan melakukan olahraga. Minimal sehari 2 kali pagi dan sore untuk meregangkan otot-otot seluruh badan. Enggak perlu lama-lama. Cukup 5-10 menit setiap pagi dan sore," anjurnya. (motorplus-online.com)
KOMENTAR