ÔÇ£Sebelum balap, kita memang lakukan simulasi seminggu sebelumnya di sirkuit ini. Ketika pakai rasio kompresi mesin 12,5 : 1, piston selalu kalah. Baru 5 lap, sudah enggak kuat. Permukaan atas seperti meleleh karena terlalu panas,ÔÇØ ungkap Suhartanto selaku tunner tim Honda Daya Daytona NHK IRC.
Penurunan itu didapat dari piston diameter 53,4 mm yang bagian dome alias kubahnya dipapas hingga menjadi 2 mm. Itu, jika diukur dari bibir piston atas paling pinggir.
ÔÇ£Sebelumnya, tinggi dome bermain di 3 mm. Resikonya bermain kompresi tinggi dengan bahan bakar Pertamax Plus, ya seperti itu sih,ÔÇØ timpal Kupret, sapaan kondang Suhartanto.
Ditemani durasi kem yang bermain di angka 270 derajat, klep aplikasi merek EE. Diameter klep isap dibikin 29 mm dan klep buang 24 mm. Lalu, tinggi angkatan klep dibikin jadi 9,1 mm buat klep in dan 9,3 mm buat klep ex. Kinerja klep juga didukung dengan per klep BRT-Bintang Racing Tea, yang mampu diajak buat berkitir di rpm tinggi.
ÔÇ£Seting ini cocok dengan karakter Wahyu yang lebih lembut membuka dan menutup gas di tikungan. Baginya, tak perlu power galak di putaran bawah. Tapi, cenderung power tengah-atas yang diinginkan,ÔÇØ beber Kupret yang ketika dihubungi tengah mempersiapkan Honda CBR 250R buat turun di kejurnas Sport 250 cc. Tetapi ke depannya, riset akan terus berlanjut. Karena menurutnya, seting saat ini belumlah maksimal. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban: IRC 166 90/80-17
Sok belakang: Daytona
Cakram depan: Daytona
Knalpot: AHM
KOMENTAR