Seperti dijelaskan pada tulisan sebelumnya (klik di sini) , Uje bersikeras untuk berkendara meski tubuhnya dalam kondisi kurang sehat dan kelelahan. Akibatnya, Ustadz "gaul" ini hilang kendali dan tewas setelah menabrak trotoar dan pohon.
"Naik motor apapun, sangat tidak dianjurkan untuk berkendara dalam kondisi tubuh kurang fit seperti mengantuk atau terlalu lelah," jelas Hadrianus Ary Yuanto, Analyst Safety Riding & Motorsport Department PT Astra Honda Motor (AHM).
Terlebih di malam hari di mana jam biologis manusia ketika itu adalah untuk istirahat. Sedang aktifitas atau konsentrasi penuh ada di siang hari. Jadi berkendara di malah hari butuh kewaspadaan ekstra.
Apalagi motor yang digunakan oleh Uje adalah moge berkapasitas mesin 650 cc. Moge Kawasaki ER-6n ini memiliki bobot 204 kg. Sedang untuk mesinya 2 silinder DOHC 8 Valve ini dalam kondisi standar memiliki tenaga hingga 71 dk pada 8.500 rpm. 9 kali lebih besar ketimbang motor bebek yang powernya cuma berkisar di angka 8 dk.
Nah, dengan motor yang jauh lebih berat dan memiliki sensitifitas respon akselerasi yang lebih tinggi, dibutuhkan konsentrasi dan kondisi fisik yang ekstra pula. Selain itu, tanpa meragukan skill berkendara Uje, mengendarai moge juga butuh latihan dan adaptasi yang tidak instan.
Bagi para pehobi moge pemula sangat perlu mengenali karakter motornya. "Iya, butuh latihan dan membiasakan diri dengan tenaganya. Powernya besar, harus dimulai dari hal kecil dulu seperti membiasakan buka gas sambil menekan badan ke depan," jelas Hadrianus Ary Yuanto.
Kesimpulannya, kecelakaan bisa menghampiri siapa saja, dengan persiapan dan skill baik seperti Uje yang terbiasa menunggangi motor berkapasitas mesin besar atau bahkan mereka yang tidak memiliki persiapan berkendara dengan baik. Jadi, tetap waspada di jalan bro..!!! Selamat jalan Ustadz Uje... (motorplus-online.com)
KOMENTAR