ÔÇ£Yang pasti sektor mesin mutlak mendapatkan perlakuan. Bermain di grasstrack, tenaga yang dihasilkan motor harus terkontrol,ÔÇØbeber Wahyu sang mekanik.
Terkontrol maksudnya tenaga motor tidak dibuat terlalu liar. Sehingga pembalap dalam mengendalikan tidak terlalu mengalami kesulitan. ÔÇ£Karakter dari pembalap juga menjadi acuan dalam melakukan ubahan mesin. Sehingga masukan dari pembalap mulai dari cara bawa motor dan posisi mengendarai, menjadi dasar melakukan ubahan,ÔÇØ jelasnya.
Untuk mendapatkan motor yang sesuai dengan karakter Edward Sutrisno yang cenderung smooth, menurut sang mekanik rasio kompresi mesin dipatok di angka 14,5 : 1. Kompresi sebesar itu didapatkan dari pemakaian piston Daytona yang mempunyai diameter 55,25 mm.
Stroke dipertahankan standar. Tentu masih mengaplikasi setang seher standar yang mempunyai panjang 54 mm. Dengan perbandingan stroke dan diameter piston yang telah berubah, menjadikan karakter mesin mendekati mesin square. Dimana, tenaga dan torsi berimbang pada putaran menengah.
Selanjutnya, pengapian dipercayakan pada komponen pengapian motor SE alias Special Engine. Yamaha YZ125 menjadi pilihan, karena diyakini lebih mendukung dari spek motor yang sudah meningkat.
ÔÇ£Pengapian aplikasi magnet dan koil dari Yamaha YZ125, karena komponen pengapian ini mempunyai spark energy yang lebih besar,ÔÇØ beber mekanik yang memilih CDI Vortex untuk mengawal bunga api yang dihasilkan.
Terakhir, kaki-kaki menjadi fokus berikutnya untuk disempurnakan. Berbekal peredam kejut Yamaha YZ85 pada roda depan dan Kayaba untuk roda belakang, menjadikan motor lebih nyaman saat melibas lintasan yang keriting. Power delivery yang smooth didukung kestabilan tinggi, bikin podium jadi incaran. (motorplus-online.com)
KOMENTAR