Berdasarkan dua karakter tadi, Mitayantho yang jadi juru korek memutar otak. Otak diputar agar pacuan yang digeber Willy di kelas Bebek 4-tak 110 cc Tune up open (MP2), mampu melesat kencang.
Permainan durasi kem juga diperhatikan. Dengan bermain pada durasi yang dibikin 280 derajat, tinggi angkatan klep dibuat jadi 9,5 mm. ÔÇ£Sengaja saya bikin durasinya agak lama dan lift klep tinggi, pasokan bahan bakar di putaran atasnya sesuai kebutuhan,ÔÇØ bilang bro yang punya ÔÇÿnama panggungÔÇÖ Anto ini.
Sedangkan semburan Bensol diatur karburator Mikuni Sudco 24. Setingan pilot jet dibikin 35 dan main jet yang bermain diangka 160. Wah, deres juga ya.
Mememani engine yang ingin terus berlari, perbandingan gigi rasio ikut disesuaikan. Gigi I diseting 13/31 mata dari perbandingan aslinya yang 13/34 mata. Gigi II, pakai 18/27 mata (aslinya 18/28). Gigi III bermain di 21/25 mata dari yang tadinya 22/25 mata. Sedangkan di gigi IV perbandingannya 23/23 dari 23/22 mata.
ÔÇ£Setingan ini bikin lebih merata untuk bisa mengimbangi power motor yang ngacir pada putaran atasnya,ÔÇØ sebut mekanik ramah ini.
Tetapi, seting engine saja belum cukup buat taklukkan trek Sentul Karting yang tak sepenuhnya mulus. Maka itu, sok belakang Ohlins, setingan rebound dibikin lambat.
ÔÇ£Setingan ini berbeda dengan seri sebelumnya. Dengan reboundnya yang dibikin lebih lambat, menikung di kecepatan tinggi lebih stabil,ÔÇØ kata Anto.
Seting sudah maksimal, tetapi sayang. Lap ke-15, Willy harus rela ÔÇÿmencicipiÔÇÖ gravel. ÔÇ£Sayang banget, padahal sudah ada di posisi ke-2 dan yakin bisa fight sampai finish, apesnya saya jatuh,ÔÇØ tutup Willy sambil mengusap keringatnya.
Yoo sing sabar.. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan : FDR Sport MP 27 90/80-17
CDI : Rextor
Per klep : Actic
KOMENTAR