Dengan modal uang Rp 500 perak, sudah bisa bohongi ECU (Elektronik Control Unit) yang katanya otak sistem injeksi. Tapi, bukan mencangkokan uang lima ratus perak itu ke komponen ECU. Melainkan, uangnya ditukarkan dengan sebatang resistor yang seharga itu.
Data ini bisa dimanipulasi dengan cara pemilihan gelang yang terdapat di resistor. O2 sensor tanpa heater (small engine) rentang yang bisa dimainkan 0 ÔÇô 0,5 ohm (kering) dan 0,5 ÔÇô 1 ohm (basah). Sedangkan 0,2 sensor dengan heater (moge) 1 ÔÇô 2,5 ohm (kering) dan 2,5 ÔÇô 5 ohm (basah).
Untuk pembacaan real pengaruh penggunaan resistor ini, digunakan HIDS (Honda Injection Diagnostic Tools). Temperatur engine harus pas di 90 derajat celcius agar semprotan bahan bakar stabil. Dalam keaadan standar, O2 sensor membaca rentang angka 0,2 ÔÇô 0,9 volt. Dalam keadaan idle di 1.400 rpm dan Throttle Position Sensor 0,468 volt.
Dengan perlakuan yang sama, lalu resistor dicangkokan antara O2 sensor dan ECU. O2 sensor yang terbaca di HIDS, mengalami perubangan rentang jadi lebih kecil. Artinya semprotan bahan bakar kering. Rentang di 0,09 ÔÇô 0,8 volt. Kalau ingin bahan bakar jadi basah, tinggal pilih warna gelang. Contoh, coklat, hitam, emas, perak yang punya nilai 1 ohm.
Pilihan lain selain piggy back nih!
Pengaruh Terhadap Performa
Perbandingan awal, Vario 125 diajak ÔÇÿberlariÔÇÖ. Power, 9,70 hp/ 8.900 rpm dan torsi 9,60 Nm/ 6.400 rpm. Lalu dicangkokan kembali resistor 0,47 Ohm. Faktanya, bisa mendongkrak naik power dan torsi. Hasilnya, power jadi 9,98 dk/ 8.900 rpm dan 9,79 Nm/ 6.100 rpm. Naik sekitar 0,28 dk dan 0,19 Nm.
ÔÇ£Hanya dengan Rp 500, tentunya kenaikan segitu sudah sangat cukup,ÔÇØ bilang Niko Suardi, Chief Mekanik dari Ultraspeed Racing yang ngendon di Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo No. 42, Ciledug, Tangerang.
Bukan hanya itu, grafik yang terbaca oleh mesin dyno lebih stabil dengan menggunakan resistor dibanding tanpa resistor. Itu terbukti saat Vario dengan resistor dirunning 2 kali, hasil grafiknya power dan torsi lebih seimbang. Sedangkan tanpa resistor, hasil grafik power dan torsi berubah-ubah.
Jalan ini, memang bisa jadi alternatif sebagai pengganti piggy back. Tapi, tentu hasilnya juga tidak akan lebih bagus dari piggy back. Karena, bila pilih setingan kering, dari rpm bawah-atas akan terus kering. Begitu juga sebaliknya.
Sedangkan, bila pakai piggy back, bisa diatur mulai rpm bawah-tengah-atas. Itu balik lagi ke isi kantong, bila punya duit lebih bisa tebus piggy back. Tapi, kalau kantong cekak namun ingin ganti knalpot dan setingan ingin dibikin basah atau kering, monggo tempuh aplikasi resistor yang murah-meriah ini. (motorplus-online.com)
Power(dk)
Rpm Standar Resistor
5.500 6,75 6,06
6.000 8,35 8,34
6.500 7,02 8,02
7.000 8,15 8,37
7.500 8,95 9,13
8.000 9,45 9,63
8.500 9,55 9,82
9.000 9,70 9,93
9.500 9,53 9,91
Torsi (Nm)
Rpm Standar Resistor
5.500 8,57 7,49
6.000 9,79 9,60
6.500 7,68 8,70
7.000 8,27 8,51
7.500 8,44 8,65
8.000 8,39 8,57
8.500 8,00 8,21
9.000 7,66 7,78
KOMENTAR