Perampasan Motor Premium, Modus Lama Dilengkapi Senpi

Motorplus - Rabu, 10 Juli 2013 | 14:13 WIB


Cerita soal pencurian motor sudah sangat sering terjadi. Sebelumnya motor-motor standar harian yang banyak menjadi incaran maling. Pertimbangan maling karena motor harian standar lebih cepat dijual.

Tetapi sekarang nggak hanya motor harian yang marak jadi incaran maling. Motor premium pun sudah mulai tinggi tingkat pencurian dan perampasannya.

"Motor Kawasaki Ninja RR saya baru 4 bulan pakai. Padahal sudah pakai gembok 2, masih dicolong. Rasanya hanya dalam hitungan kurang dari 3 menit maling bisa melumpuhkan kunci motor plus kunci pengaman lain," aku Muthia, karyawati sebuah advertising di Kemang, Jakarta Selatan.

Tidak hanya motor yang di parkir yang menjadi incaran. Motor yang sedang dipakai pun, para pencuri ini berani merampas. Pengalaman Iman Pangi, pengguna Honda CBR 250 yang tinggal di Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur.

Sepulang kerja di wilayah Thamrin, Jakarta Pusat, ia diberhentikan 2 orang yang berboncengan motor matik di wilayah Cijantung, Jakarta Timur. Dituduh menabrak bagian depan motornya. Walau merasa tidak menabrak, Iman menawarkan penggantian uang, tetapi tidak diterima, malah penjahatnya emosi dan memperlihatkan senjata yang tersimpan di dalam tas kecilnya.

Surat kendaraan diminta, lalu diajak mencari tukang cat. "Pada saat mencari tukang cat itu, saya naik motor dia. Bahkan saya yang boncengin. Motor dipegang rampok satunya lagi beserta surat-suratnya. Lalu saya diturunkan di tengah jalan. Motor dibawa kabur," kenang anggota komunitas No Rule CBR Community (NRCC) Bekasi ini.

Bahkan Iman mengaku sempat dipukul. "Mau melawan, tapi dia melihatkan senjata di tasnya dan mengaku anggota. Akhirnya mengikuti kemauannya, yang penting selamat," pasrah Iman yang masih trauma dengan kejadian tersebut.

Humas Kepolisian Resort Jakarta Timur, Kompol Didik Hariyadi menyatakan, curanmor hampir setiap hari terjadi. Bahkan dalam sehari rata-rata 2-3 motor yang dilaporkan hilang di wilayahnya.  Sampai kini kepolisian belum berhasil meringkus pelaku.

"Dari ciri-ciri fisiknya, pelaku di beberapa lokasi sama. Badan tinggi kulit agak gelap dengan logat khas dan ketika beraksi menggunakan motor tanpa pelat nomor," tambah Verdi, rekan Iman di Komunitas NRCC.

"Sekarang lebih mengarah ke curas atau pencurian dengan kekerasan. Karena para perampas melengkapi diri dengan sejata api (senpi) dan mengaku sebagai aparat," terang polisi murah senyum ini.

Menurutnya modus perampasan yang terjadi tergolong modus lama. Mencari-cari kesalahan untuk memberhentikan pengendara motor. Soal incarannya motor premium, Kompol Didik pun mengiyakan. Karena pertimbangannya dengan risiko yang sama kalau berhasil, motor premium harganya lebih tinggi. Untuk itu, Didik menyarankan pengguna motor sebaiknya selalu waspada.

"Kalau ada yang memberhentikan atau mengada-ada, sebaiknya jangan dihiraukan. Tetap jalan saja, lalu mencari pertolongan dengan berhenti di pos polisi atau tempat yang dirasa aman," sarannya.

Verdy pengguna Ninja 250 cc yang mengaku sering mendengar kabar perampasan motor premium pun kini mulai waspada. "Nggak berani naik motor sendirian. Minimal bawa boncengan, jadi kalau diberhentikan ada yang bisa diajak pertimbangan minta pertolongan," ujarnya.

Iman pun mewanti pengguna motor premium waspada. "Sewaktu membuat laporan di Polsek Pasar Rebo, polisi juga mewanti sudah banyak kejadian. Dalam 2 pekan di wilayah Pasar Rebo sendiri ada 14 laporan perampasan motor. Tapi hingga kini belum tertangkap pelakunya," tambah Iman.

Pihak kepolisian pun rutin melakukan antisipasi perampasan motor dengan rutin melakukan patroli di jalur-jalur padat.  Yang penting antisipasi sendiri tetap waspada dalam berkendara.

Motor Modifikasi Pun Diincar

Pendapat lama motor dimodifikasi bikin pencuri atau perampok tidak berminta ngambil motor. Karena pencuri atau perampas akan mudah diketahui di jalan bila ketemu dengan rekan si pemilik motor.

Tetapi sekarang pendapat itu makin memudar. Pencuri dan perampok tidak pandang lagi. Yang dilihat hanya bisa ngerampok atau tidak dalam waktu cepat. "Paling tidak hanya meminimalisasi aja. Misalnya cutting sticker, butuh waktu untuk mencopoti stiker di bodi," terang Agus Witjak dari Witjak Modizigner, Cipondoh, Tangerang.

Walau begitu, Witjak tetap mewanti, tetap waspada, penjahat sekarang tidak pandang bulu. "Mereka jualnya dipreteli. Jadi walaupun modifikasi bodi, spare partnya kan bisa dijual terpisah-pisah atau untuk bodi yang sudah modif, dijual polosan atau dalam bentuk epoksian aja. Knalpotnya aja bisa dijual lumayan," lanjutnya.

Menurut modifikator berkacamata ini, untuk menghilangkan ciri dari motor modifikasi ini, biasanya penadah akan menjual komponen secara pretelan. (motorplus-online.com) 


Penulis : Motorplus
Editor : Motorplus


KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular