Sebelumnya, keduanya sudah dibandingkan soal desainnya (klik di sini) . Kini saatnya melihat detail fitur dan teknologi kedua motor ini. Ada harga ada rupa, begitu kata orang. Tapi kenyataan ini sangat mencolok pada Duke 200 yang dijual Rp 58,5 juta dan Pulsar 200NS yang dilepas Rp 23,3 juta.
Sedang Pulsar 200NS masih SOHC tapi sudah 4 klep, rocker arm pada motor ini dibuat bercabang sehingga satu camshaft atau rocker arm mampu menekan empat klep sekaligus. Bajaj sepertinya sengaja tidak memilih konstruksi DOHC tapi tetap menjejalkan teknologi multi spark yang menjadi ciri khas pabrikan asal India ini, di motornya anyarnya ini ada 3 busi lho! Pengabutan bahan bakarnya masih karburator tapi sama seperti Duke 200, sudah menggunakan pendingin air dan transmisi 6 kecepatan.
Info lain yang bisa didapat adalah waktu berkendara, kecepatan rata-rata, suhu mesin, konsumsi bensin rata-rata, peringatan standar samping, indikator tegangan, tekanan oli, posisi gigi, shift light dan interval waktu perawatan mesin.
Satu lagi, sama seperti MID mobil. Ketika bensin sudah ada di posisi E, tripmeter akan langsung menunjukan jarak yang bisa ditempuh dengan bahan bakar yang tersisa. Jadi bisa kira-kira tanpa takut kehabisan bensin.
Pada Pulsar 200NS lebih sederhana, tampilan digital cuma pada sisi sebelah kanan. Isinya ada indikator bahan bakar, speedometer, odometer, tripmeter, jam digital, indikator standar samping dan indikator interval service. Lainnya ditunjukan dengan tampilan analog dan lampu. Untuk detail indikator Pulsar 200NS silahkan klik di sini .
Rangkanya tipe turbular dan sudah menggunakan pelek lebar. Depan 3 inci, yang belakang 4 inci. Pelek lebar ini dipadu dengan ban gambot 110/70-17 di depan dan 150/60-17 di belakang. Anehnya, meski kelihatan lebih gambot, berat motor ini cuma 125 kg saja! Sedang Pulsar 200NS mencapai 145 kg, kualitas material enggak bohong bro!
Sedang Pulsar 200NS menggunakan rangka deltabox, tapi bukan casting seperti kebanyakan deltabox moge. Para Pulsar 200NS mirip sasis monocoque pada mobil. Terbuat dari lempengan plat yang dijadikan satu. Bajaj menyebutnya "perimeter pressed-steel".
Meski sama-sama dari India dan dikembangan bersama-sama antara Bajaj dan KTM dengan platform yang sama, soal aplikasinya di pasar, keduanya masuk ke segmen yang berbeda. Bajaj konsen ke pasar yang lebih ekonomis. Meski begitu, soal performanya, enggak terlalu beda jauh! Penasaran tunggu ulasan berikutnya! (motor.otomotifnet.com)
KOMENTAR